Menko Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin bercerita soal kepemimpinan di hadapan para santri Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia menekankan pentingnya ponpes untuk mencetak pemimpin yang visioner. Menurutnya, pemimpin yang tak memiliki visi dan justru lebih senang bertikai itu adalah gaya pemimpin masa lalu.
"Pemimpin-pemimpin perubahan itulah yang ditunggu oleh umat. Pemimpin-pemimpin yang memiliki visi masa depan yang tepat," ujar Cak Imin saat memberikan sambutan dalam acara groundbreaking rekonstruksi Ponpes Al Khoziny pada Kamis (11/12).
Cak Imin menilai karakteristik seperti itu menandakan ketidakmampuan beradaptasi dengan masa depan. Ia berharap para santri kelak dapat menjadi tokoh yang membawa perubahan nyata, bukan terjebak pada konflik.
"Kalau ada pemimpin yang geger-gegeran (berantem) itu pemimpin masa lalu. Nggeh opo nggeh? Ono pemimpin kok geger-gegeran ae (iya apa iya? Ada pemimpin kok berantem aja), nah itu berarti masa lalu," kata Cak Imin di hadapan para santri.
Cak Imin mengatakan, pesan kepada para santri itu adalah refleksi dari yang sebelumnya ia pernah lakukan. Oleh karena itu, ia berharap santri Al Khoziny dapat menjadi tauladan yang baik di masyarakat.
"Saya yo wani ngomong ngene soale yo wis tau gegeran juga. Wis kapok gegeran, (Saya berani ngomong begini, karena pernah berantem juga. Sudah kapok berantem)," kata Cak Imin.
"Insyaallah santri-santri Al-khoziny adalah pemimpin-pemimpin perubahan dan perbaikan di masa yang akan datang," tandasnya.


/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F10%2F03%2F5e85d81aa8f33176ee2566784e8ef75d-AP25275807377974.jpg)


