Konferensi Tahunan Roundtable RSPO merupakan ajang global penting yang mempertemukan para pemangku kepentingan dari seluruh rantai pasok kelapa sawit, mulai dari pekebun, pengolah, dan pedagang hingga produsen barang konsumen, LSM, serta pemerintah.
Konferensi ini menjadi wadah untuk membahas isu keberlanjutan yang mendesak dan berbagi praktik terbaik dalam memajukan produksi kelapa sawit yang bertanggung jawab.
Program SMILE adalah hasil kerjasama antara Asian Agri, Apical, dan Kao Corporation sebagai langkah nyata menuju industri sawit yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Keberhasilan empat kelompok petani swadaya meraih sertifikasi RSPO menjadi tonggak penting bagi program kolaboratif tersebut.
Empat kelompok petani kini telah meraih sertifikasi, yaitu Perkumpulan Tani Maju Badang Sepakat, Perkumpulan Asosiasi Bentang Alam, Koperasi Produsen Perkebunan Kelapa Sawit Wahyu Agung, dan Perkumpulan Berkah Mulia Tani.
Secara keseluruhan, keempat kelompok ini mewakili 1.078 petani yang mengelola total area tersertifikasi seluas 2.804 hektare.
Kemajuan yang dicapai tahun ini menunjukkan sesuatu yang lebih besar dari sekadar upaya masing-masing. Hasil ini lahir dari kolaborasi yang terjalin dalam program SMILE.
Head of Sustainability Asian Agri, Ivan Novrizaldie, menekankan pentingnya kemitraan tersebut. Ia mengatakan, "Setiap dari kita memiliki peran yang krusial, namun komitmen bersama terhadap petani lah yang benar-benar membuat program ini berhasil. Asian Agri memberikan pelatihan langsung tentang praktik budidaya yang baik dan membantu petani mempersiapkan diri untuk sertifikasi keberlanjutan,” kata Ivan dalam keteranganya dikutip Kamis, 11 Desember 2025.
Perjalanan menuju keberhasilan ini tidak lepas dari berbagai tantangan. Awalnya, banyak petani plasma yang ragu untuk bergabung dalam program ini, namun melalui edukasi yang konsisten dan keterlibatan yang berkelanjutan, mereka akhirnya memahami manfaat jangka panjang dari sertifikasi RSPO.
Baca juga: AII: Lebih dari Separuh Hasil Riset GRS 2021-2023 Siap Hilirisasi
Salah satunya adalah harga premium untuk tandan buah segar mereka, yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan secara signifikan. “Awalnya, banyak yang meragukan program ini, tetapi ketika manfaatnya mulai terlihat, semakin banyak petani yang bergabung pada fase kedua,” ungkap Kepala Kelompok Petani Wahyu Agung, Bambang Guntoro.
Pengalamannya mencerminkan perubahan kepercayaan yang lebih luas saat para petani kecil mulai melihat hasil nyata.
Hal serupa diungkapkan oleh Eka Chandra, Kepala Kelompok Petani Perkumpulan Berkah Mulia Tani, yang menekankan ketekunan di balik pencapaian ini. “Kesuksesan ini adalah kemampuan untuk terus maju dan mengatasi satu kegagalan demi kegagalan tanpa kehilangan semangat,” tuturnya,
Ia juga menambahkan bahwa tanpa dukungan dari program SMILE, akan jauh lebih sulit bagi petani untuk tetap konsisten menghadapi setiap tantangan.
Head of Sustainability Apical, Tor Mooi See, menekankan bahwa upaya ini bersifat berkelanjutan. “Bagi kami, keberlanjutan adalah perjalanan yang terus berlangsung, yang kami jalani bersama mitra, pemasok, dan petani plasma. Perjalanan ini dibentuk oleh rantai pasok yang transformatif, yang mengedepankan prinsip sirkular, inklusif, dan pertumbuhan bersama. Dengan bekerja sama erat dengan petani, kami menciptakan perubahan positif yang bertahan lama, dari lahan hingga pasar.”
Berdasarkan komitmen ini, Apical akan terus mendorong penggunaan kredit RSPO dari petani plasma dalam beberapa bulan ke depan, sebagai upaya memperkuat dukungan jangka panjang bagi petani independen yang bersertifikasi.
Kao Corporation menegaskan hal yang sama, menyoroti bagaimana kolaborasi melalui SMILE juga memperkuat fondasi praktik sourcing yang bertanggung jawab di seluruh rantai nilai. “Kao menyambut pencapaian ini. Rantai pasok yang andal dan dapat dilacak membantu kami mempertahankan standar produk tinggi yang diharapkan pelanggan, dan kemitraan seperti SMILE memberi kami keyakinan untuk terus berinovasi sekaligus menghadirkan kualitas yang konsisten,” ujar Vice President, Procurement Strategic Sourcing, Raw Materials, Global Kao Corporation, Terasawa Kenji.
Sejak diluncurkan pada 2020, program SMILE telah memberikan pelatihan berharga bagi petani plasma untuk meningkatkan produktivitas, mengelola lahan secara bertanggung jawab, dan memenuhi standar keberlanjutan internasional. Hingga 2030, program ini menargetkan pemberdayaan 5.000 petani swadaya melalui peningkatan hasil panen, peningkatan pendapatan, dan pencapaian sertifikasi RSPO.
Hingga saat ini, lebih dari 4.000 petani di Sumatera Utara, Riau, dan Jambi telah mengikuti program ini, dengan 2.834 di antaranya sudah menerima sertifikasi RSPO per Oktober 2025.
Program SMILE menunjukkan betapa kuatnya kolaborasi dalam menciptakan dampak yang berkelanjutan. Selaras dengan prinsip 5C— Good for Community, Country, Climate, Customer, and Company —inisiatif ini tidak hanya memberdayakan petani kecil, tetapi juga mendukung tujuan keberlanjutan yang lebih luas.
Dengan memperkuat rantai pasok minyak sawit, mendukung pelestarian lingkungan, serta mendorong perkembangan sosial dan ekonomi di Indonesia, SMILE menjadi contoh nyata bagaimana komitmen bersama para pemangku kepentingan mampu mendorong transisi global menuju produksi minyak sawit yang bertanggung jawab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5441157/original/089025900_1765454962-Latihan_timnas_Indonesia-6.jpg)
