Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.676 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (10/12/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan menguat 0,07% atau 12 poin ke level Rp16.688 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau turun 0,10% ke posisi 98,68.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya menguat. Yen Jepang misalnya menguat 0,01%, dolar Singapura menguat 0,13%, peso Filipina menguat 0,40%, dan yuan China menguat 0,12%.
Sementara sejumlah mata uang di Asia lainnya melemah. Dolar Taiwan misalnya melemah 0,21%, won Korea Selatan melemah 0,20%, dan rupee India melemah 0,48%.
Direktur PT Traze Andalan Futures Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang menyertai pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini. Dari luar negeri, The Fed telah memutuskan untuk memotong suku bunga menjadi 3,50%-3,75% seperti yang sudah diperkirakan. Level tersebut merupakan level terendahnya dalam tiga tahun.
Dalam konferensi persnya, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa para pembuat kebijakan membutuhkan waktu untuk melihat bagaimana tiga pemotongan suku bunga The Fed tahun ini berdampak pada perekonomian AS.
Powell menambahkan bahwa para pejabat The Fed akan mencermati data yang masuk menjelang pertemuan The Fed berikutnya pada bulan Januari 2026.
Dari dalam negeri, Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5% menjadi 4,9% untuk keseluruhan 2025. Demikian juga untuk 2026 dari 5,1% menjadi 5%.
Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2025 dan 2026 dikarenakan tarif tinggi yang dikenakan AS. Hal itu menyebabkan ketidakpastian perdagangan yang diperkirakan akan membebani pertumbuhan.
Untuk perdagangan besok, Jumat (12/12/2025) mata uang rupiah diproyeksikan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp16.670- Rp16.710 per dolar AS.





