GenPI.co - China kini tengah memasuki tahap uji coba produksi massal mobil terbang.
Secara global, tantangan teknis dan regulasi masih menghambat ambisi industri mobil terbang untuk benar-benar tinggal landas.
Perusahaan di China melihat peluang besar, memanfaatkan kemajuan pesat teknologi drone dan kendaraan listrik (EV) sekaligus mencari dukungan pemerintah untuk proyek futuristik ini.
Zhang Yangjun dari Sekolah Kendaraan dan Mobilitas Universitas Tsinghua mengatakan China memiliki potensi membangun keunggulan kompetitif dalam pengembangan mobil terbang.
"Di masa depan, persaingan akan bergantung pada pengendalian biaya dan efisiensi rantai pasokan. Dua bidang di mana China jelas unggul," ujarnya, dilansir AFP, Rabu (10/12).
Di pabrik modern di Guangzhou, robot logistik sibuk mengangkut komponen pesawat ringan enam baling-baling yang dirancang untuk lepas landas vertikal.
Pesawat ini bisa disimpan di dalam kendaraan darat besar untuk membentuk "Kapal Induk Pesawat Darat", sistem mobil terbang modular yang dikembangkan Aridge, anak usaha produsen EV XPeng.
Unit udara tersebut bisa diisi daya dan dibawa di dalam kendaraan darat yang dijuluki "pesawat induk".
Pada kapasitas penuh, pabrik Aridge mampu memproduksi satu unit setiap 30 menit.
Produksi uji coba dimulai pada awal November dan perusahaan menargetkan pengiriman tahun depan setelah mengantongi lebih dari 7.000 pesanan.
Meski demikian, perjalanan menuju penggunaan luas mobil terbang masih panjang.
"Regulasi, kenyamanan konsumen, manajemen wilayah udara, dan kesiapan rantai pasokan. Semua ini harus menyesuaikan secara bertahap," kata Wakil Presiden Aridge Michael Du.
Persaingan global untuk masa depan mobilitas udara makin ketat.
CEO Tesla Elon Musk mengisyaratkan akan merilis prototipe mobil terbang.
Laporan Boston Consulting Group menyebut pasar mobil terbang China mendekati "titik balik kritis" dan diperkirakan bernilai USD 41 miliar pada 2040.
Meski sulit membandingkan China dengan pasar internasional secara langsung, analis menilai China memiliki keunggulan signifikan.
"Dalam rantai pasokan kendaraan listrik, China jauh lebih maju," kata Brandon Wang, investor berbasis di Beijing. (*)
Heboh..! Coba simak video ini:




