Ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat (AS) mulai pulih setelah sempat tertahan sekitar dua bulan, akibat temuan cemaran radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Hingga 10 Desember 2025, sebanyak 640 kontainer udang bersertifikat bebas Cs-137 telah dikirim sejak ekspor perdana yang kembali dibuka pada Oktober 2025. Total volume pengiriman mencapai 10.312 ton dengan nilai USD 108,10 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun.
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan KKP, Ishartini, menjelaskan Indonesia kini menjadi pihak yang dipercaya otoritas AS sebagai certifying entity yang berwenang memastikan keamanan produk udang yang masuk ke AS.
"Sampai dengan 10 Oktober kita bisa ekspor perdana, sudah 640 kontainer sudah jalan, dan 9 Oktober kemarin adalah kontainer pertama yang datang dengan sertifikat bebas cesium," ujar Ishartini, di kantor KKP, Kamis (11/12).
Ishartini menjelaskan untuk menjamin keamanan produk, setiap pengiriman wajib melalui proses scanning, pengambilan sampel, dan pengujian laboratorium oleh inspektur mutu KKP. Pengujian Cs-137 dilakukan menggunakan fasilitas laboratorium BRIN dan Bapeten.
Ishartini menegaskan pengiriman udang perdana pada bulan Oktober 2025 telah diterima dengan baik oleh otoritas AS dan dinyatakan lolos pemeriksaan.
Ishartini menuturkan pemulihan ekspor ini penting karena nilai perdagangan udang Indonesia ke AS biasanya mencapai lebih dari USD 1 miliar per tahun. Sebagai langkah penguatan, KKP memasukkan aspek pengendalian radionuklida ke dalam critical control point pada proses pengolahan udang. Pengembangan laboratorium uji Cs-137 juga diprioritaskan pada periode 2025-2029.
"Kami akan kembangkan lab di 2025-2029 untuk Jakarta dan Surabaya akan kita khususkan untuk bisa menambah ruang lingkup yaitu uji radioaktif khususnya Cesium-137," tutur Ishartini.




