Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan pentingnya menjalankan aturan organisasi sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) di tengah memanasnya polemik internal PBNU. Ia mengingatkan agar aturan itu tidak dimanipulasi.
Hal tersebut disampaikan Gus Yahya di Gedung PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (11/12).
Ia menyampaikan pesan para kiai sepuh NU usai pertemuan di Ploso dan Tebuireng.
“Ya tetap kembali ke AD/ART,” jawab Gus Yahya.
“Ya jalankan AD/ART apa adanya, jangan ditekuk-tekuk gitu,” tambahnya.
Gus Yahya menyatakan semua keputusan harus melalui pembahasan bersama. Dia menilai, segala permasalahan internal akan lebih baik dibicarakan bersama.
“Iya itu enggak masalah tapi semua harus dibicarakan bersama toh. Karena keputusannya ini juga keputusan bersama maka kalau diubah harus dengan pembicaraan bersama. Soal putusannya kayak apa mari kita bicarakan nanti,” kata Gus Yahya.
Sebelumnya, kubu Rais Aam KH Miftachul Akhyar menggelar rapat pleno pada Selasa (9/12) dan menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum PBNU menggantikan Gus Yahya. Kiai Zulfa ditugaskan memimpin PBNU hingga Muktamar 2026.
Keputusan itu ditolak kubu Gus Yahya. Sekjen PBNU versi Gus Yahya, KH Amin Said Husni, menilai keputusan tersebut lemah dan tidak sesuai dawuh para kiai sepuh di Tebuireng.
“Soal Pj Ketum, kami sangat menyesalkan hal itu. Karena dawuh para kiai sepuh waktu pertemuan di Tebuireng kan sudah sangat jelas. Beliau-beliau meminta agar jangan ada pembahasan dan penetapan Pj Ketum dulu sebelum masalah pemakzulan itu clear,” kata Kiai Amin.



