MerahPutih.com - Rapat Pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kubu Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang dijadwalkan digelar hari ini urung terlaksana. Agenda tersebut terpaksa ditunda karena Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, tidak hadir, sehingga rapat tidak memenuhi ketentuan AD/ART organisasi.
Ketua Umum PBNU Gus Yahya mengatakan rapat yang sedianya berlangsung sebagai rapat pleno itu diubah statusnya menjadi Rapat Koordinasi.
“Rapat Pleno ini bukan dibatalkan, tapi diubah statusnya menjadi Rapat Koordinasi. Kenapa? Karena Rais Aam tidak hadir. Sampai sekarang saya belum mendapatkan informasi mengenai sebab ketidakhadiran beliau. Tapi tadi kita telah tunggu sesuai ketentuan, namun beliau tidak hadir,” kata Gus Yahya di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (11/12).
Baca juga:
Gelar Pleno PBNU Besok, Gus Yahya Bakal Undang KH Zulfa Mustofa
Gus Yahya menambahkan rapat pleno enam bulanan merupakan kewajiban organisasi dan harus tetap dijalankan sesuai prosedur.
Menurut dia, PBNU akan segera menjadwalkan ulang rapat pleno. Sesuai aturan, undangan rapat pleno harus dikirimkan minimal tujuh hari sebelum pelaksanaan.
“InsyaAllah segera kita tindak lanjuti, sesegera mungkin. Kalau bisa besok kita buat undangan lagi untuk melaksanakan pleno. Karena pleno itu undangan harus seminggu sebelumnya, jadi undangan paling lambat harus tujuh hari sebelum pelaksanaan,” jelasnya.
Baca juga:
Pleno Syuriyah Tetapkan Zulfa Mustofa Jadi Pejabat Ketum PBNU Gantikan Gus Yahya
Terkait isu percepatan muktamar, Yahya menegaskan percepatan atau perlambatan penyelenggaraan muktamar tidak menjadi masalah selama syarat konstitusional dipenuhi. Dia menambahkan PBNU ingin memastikan muktamar berjalan dengan benar, sah, dan sempurna.
“Tidak ada masalah muktamar mau cepat, mau lambat. Tapi syarat harus dipenuhi, yaitu muktamar dipimpin oleh Rais Aam dan Ketua Umum. Jadi kalau cuma salah satu, tidak mungkin bisa dilaksanakan,” paparnya.
“Daripada nanti muktamar jadi bermasalah, muktamar jadi tidak sempurna, ya sudah mari bareng-bareng saja. Mau cepat, mau besok pagi juga boleh. Yang penting muktamar ini benar. Yang utama jangan sampai cacat, jangan kurang sempurna,” tandas Gus Yahya. (Pon)




