Benarkah Konsesi Tambang Jadi Pemicu Konflik PBNU? Ini Kata Gus Yahya

kompas.com
7 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menanggapi dugaan pemicu konflik internal dalam organisasinya yang disebabkan oleh persoalan konsesi tambang.

Gus Yahya mengatakan, selain karena tambang, ada hal lain yang menjadi penyebab munculnya polemik internal dalam tubuh organisasinya.

"Mungkin, mungkin saja, tapi bukan cuma itu. Ada yang lain," ujar Gus Yahya saat ditemui usai rapat koordinasi di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (11/12/2025).

Kendati demikian, Gus Yahya enggan menjelaskan awal mula konflik internal di PBNU yang hingga saat ini belum kunjung menemukan titik temu.

Baca juga: Gus Yahya Klaim Sudah Minta Dialog dengan Rais Aam, tetapi Belum Dapat Jawaban

Dia menyebut bahwa dibutuhkan waktu berjam-jam untuk menjelaskan persoalan konflik internal dalam organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=konsesi tambang, gus yahya, konflik internal PBNU, dialog dengan Rais Aam&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xMS8yMjUwMDc2MS9iZW5hcmthaC1rb25zZXNpLXRhbWJhbmctamFkaS1wZW1pY3Uta29uZmxpay1wYm51LWluaS1rYXRhLWd1cy15YWh5YQ==&q=Benarkah Konsesi Tambang Jadi Pemicu Konflik PBNU? Ini Kata Gus Yahya§ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

"Panjang kalau itu kita harus rapat sampai berjam-jam," kata dia.

Ia melanjutkan, pihaknya bersedia mengembalikan konsesi tambang kepada pemerintah asalnya, asal didahului dengan pembicaraan untuk mencapai kesepakatan.

"Iya, itu (mengembalikan konsesi tambang) enggak masalah, tetapi semua harus dibicarakan bersama, karena keputusannya ini juga keputusan bersama," katanya.

Konflik internal telah menyebabkan perpecahan.

Gus Yahya menyatakan bahwa sebenarnya ia tidak ingin ada perkubuan di organisasinya.

Baca juga: Gus Yahya Akui Banyak Masalah di PBNU, Dorong Penyelesaian di Muktamar

"Pertama, kami tidak menyikapi masalah ini sebagai kubu mengkubu. Kami menghindari, menghindari persepsi sebagai kubu. Kami hanya ingin mempertahankan integritas tatanan organisasi. Itu saja," ucapnya.

Gus Yahya mengaku sudah sering meminta bertemu untuk berdialog dengan Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.

Ia juga mengaku telah menemui Wakil Rais Aam PBNU K.H. Afifuddin Muhajir untuk meminta waktu komunikasi dengan Rais Aam.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Namun, permintaan itu belum kunjung mendapatkan jawaban dari Rais Aam.

"Jadi kami yang mengirim utusan untuk bisa berkomunikasi dengan Rais Aam sebetulnya, tapi belum ada hasil," ujar Gus Yahya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kesaksian Siswa SDN 01 Kalibaru Saat Lihat Mobil MBG Tabrak Teman-Temannya: Sopirnya Kayak Mau Kabur
• 13 jam lalutvonenews.com
thumb
Dari Aceh 2004 ke Banjir 2025: Mandat Jurnalisme Tetap Sama
• 16 jam lalunarasi.tv
thumb
Sejak Shin Tae-yong Dipecat, Performa Sepak Bola Indonesia Menunjukkan Kemerosotan, Terkini Skuad SEA Games di Ambang Kegagalan
• 10 jam laluharianfajar
thumb
Dorong Pemerataan Akses Pendidikan, Polygon Bikes Salurkan Sepeda di NTT
• 12 jam laludetik.com
thumb
Bos Bea Cukai Gagalkan 3 Kontainer Barang Impor Ilegal
• 20 jam lalueranasional.com
Berhasil disimpan.