Dari Keheningan Menjadi Harmoni, Kisah Inspiratif Musikal Jemari

metrotvnews.com
6 jam lalu
Cover Berita

Jakarta: Pertunjukan musikal tuli bertajuk Jemari berhasil memukau penonton saat digelar pada 3–7 Desember 2025 di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan. Sajian yang memadukan bahasa isyarat, musik, gerak, dan teater ini dihadirkan untuk merayakan Hari Disabilitas Internasional.

Produser musikal Jemari, Pascal Meliala, mengatakan pertunjukan tersebut bukan sekadar karya seni, tetapi ruang yang menunjukkan bahwa semua orang memiliki tempat yang sama di panggung seni maupun dalam kehidupan.

Baca Juga :

Marion Jola Rilis Album Kedua Gemini, Penuh Emosi dan Perjalanan Cinta
"Di Hari Disabilitas Internasional, kita diingatkan bahwa inklusivitas bukan soal memberi ruang kepada mereka yang berbeda. Karena memberi ruang berarti ruang itu milik kita, dan orang lain hanya numpang lewat," kata Pascal dalam keterangan tertulis, Dikutip Kamis, 11 Desember 2025.


Suasana pertunjukan musikal tuli bertajuk Jemari saat digelar pada 3–7 Desember 2025 di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan. Dokumentasi/ Instagram Fantasi Tuli

Pascal menjelaskan antusiasme penonton dari berbagai latar belakang muncul karena kekompakan para pemain tuli yang mampu menyampaikan emosi melalui perpaduan musik dan bahasa isyarat. "Mereka memiliki panggung ini bersama kita, jadi tak ada pemisahan," jelasnya.

Pascal menegaskan Jemari menjadi debut kolaborasi penuh antara dunia Dengar dan Tuli. Melalui pertemuan dua bahasa, panggung musikal ini membuktikan bahwa inklusi dapat diwujudkan secara nyata.

"Yang benar adalah membagi ruang. Ruang yang sama, ruang yang setara. Ruang tempat setiap orang berdiri sebagai manusia yang punya mimpi, suara, dan cara berbahasa yang berbeda, tapi sama berharganya," ungkapnya.

Pertunjukan ini sekaligus menandai sejarah baru bagi komunitas Tuli di Indonesia, karena Jemari menjadi produksi musikal pertama berskala penuh yang digarap secara mandiri oleh komunitas Tuli.

"Pencapaian ini adalah tonggak penting dalam membangun ekosistem seni yang inklusif dan memberi ruang bagi pelaku seni Tuli untuk bersinar," ungkap Pascal.


Suasana pertunjukan musikal tuli bertajuk Jemari saat digelar pada 3–7 Desember 2025 di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan. Dokumentasi/ Instagram Fantasi Tuli

Sementara Pembina musikal Jemari, AKBP Muhammad Ardila Amry, menegaskan bahwa setiap talenta dapat berkembang jika diberikan kesempatan yang setara.

"Dengan akses yang tepat, lingkungan yang tepat, dan orang-orang yang tepat, maka setiap talenta dapat bersinar," ucap Ardila.

Dia berharap kesadaran untuk membuka ruang bagi semua pihak dapat terus tumbuh. "Terima kasih untuk kesadarannya. Mari jadikan keberadaan kita lebih adil dan berarti bagi sesama," bebernya.

Musikal Jemari sendiri mengangkat kisah tentang kehilangan, keberanian mencintai, dan keyakinan bahwa cinta yang tulus mampu melampaui perbedaan bahasa antara dunia Tuli dan Dengar.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Rumus Sabrina Carpenter Bisa Bikin Lagu Hits, Ternyata Bukan soal Viral
• 20 jam laluinsertlive.com
thumb
Batu Ginjal Bukan Hanya Karena Kurang Minum, Ini Penyebab Tersembunyi Lainnya
• 20 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Kodam Tuanku Imam Bonjol Bangun Empat Jembatan Bailey di Sumbar
• 23 jam lalurepublika.co.id
thumb
Soal CPNS 2026, Ini Pernyataan Resmi KemenPAN-RB
• 15 jam laluharianfajar
thumb
Indonesia Masuk Fase Krusial Aksesi OECD, Ada Kesepakatan Soal Israel?
• 18 jam lalurepublika.co.id
Berhasil disimpan.