Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana buka suara terkait sopir mobil Gran Max pembawa Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menabrak puluhan siswa SDN 01 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara pada Kamis (11/12/2025) pagi sekira pukul 07.15 WIB.
Dadan mengatakan, sopir tersebut adalah sopir cadangan, pengganti sopir utama yang sedang sakit.
Namun, Dadan mengakui bahwa sang sopir cadangan juga termasuk pegawai di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Walangsari.
"Iya, termasuk, masuk. Memang pernah melakukan beberapa waktu yang lalu ketika sopir yang reguler sakit, jadi sopir ini juga yang meng-handle. Dan untuk di minggu ini, ini baru yang kedua. Jadi kemarin dia melakukan dengan baik, hari ini kita harus cek apa yang terjadi," ungkap Dadan kepada wartawan, Kamis (12/11/2025).
Ia menegaskan, sopir cadangan yang mengemudikan mobil tersebut memiliki SIM. Hanya saja, kata dia, diduga kurang pengalaman hingga memicu kecelakaan yang melukai 22 orang.
"Setelah kami cek, alhamdulillah sopirnya memiliki SIM ya, mungkin hanya kurang pengalaman,” kata Dadan.
Dadan menjelaskan, dari hasil pengecekan awal, ada dugaan sopir panik ketika memindahkan gigi dari dua ke satu di jalan yang agak menanjak.
Kesalahan itu membuat mobil melesat dan menabrak barisan siswa yang sedang mengikuti kegiatan literasi pagi di dalam sekolah.
“Kami perkirakan ada kepanikan ketika pindah gigi dari dua ke satu, sehingga salah menginjak pedal,” jelasnya.
Sejauh ini, total korban mencapai 22 orang, dengan 11 di antaranya sudah diperbolehkan pulang.
Empat korban dirawat di RS Cilincing, tujuh di RSUD Koja, termasuk satu guru yang mengalami patah tulang. Dua anak kini dirawat intensif oleh tiga dokter spesialis.
Dadan memastikan seluruh biaya pengobatan korban ditanggung penuh oleh BGN.
“Saya sudah minta kepada pihak rumah sakit untuk melakukan yang terbaik. Dan semua biaya ditangani oleh Badan Gizi Nasional,” ujarnya.
Lebih jauh, Dadan menegaskan akan melakukan evaluasi besar-besaran, terutama soal pemilihan sopir cadangan.
“Dengan adanya kasus penggantian sopir, ini menjadi insight baru bagi Badan Gizi Nasional agar KSPPG secara cermat memilih sopir cadangan yang kualifikasinya sama,” katanya.
Saat ini, sopir cadangan yang mengemudikan mobil masih diperiksa kepolisian.




