PM Bulgaria dan Kabinet Mundur Usai Berminggu-minggu Didemo Warga

detik.com
1 jam lalu
Cover Berita
Jakarta -

Perdana Menteri (PM) Bulgaria, Rosen Zhelyazkov, mengumumkan pengunduran diri kabinetnya setelah menghadapi demonstrasi selama berminggu-minggu. Pengunduran diri itu disampaikan Zhelyazkov beberapa menit sebelum digelarnya pemungutan suara mosi tidak percaya di parlemen.

Dilansir Aljazeera, Jumat (12/12/2025), protes terhadap Pemerintah Bulgaria telah berlangsung berminggu-minggu. Masyarakat menilai pemerintahan Zhelyazkov gagal dalam kebijakan ekonomi dan pemberantasan korupsi.

Pengunduran diri ini terjadi beberapa minggu sebelum Bulgaria dijadwalkan bergabung dengan zona euro pada 1 Januari.

"Koalisi kami bertemu, kami membahas situasi saat ini, tantangan yang kami hadapi, dan keputusan yang harus kami ambil secara bertanggung jawab," kata Zhelyazkov saat mengumumkan keputusan pemerintah untuk mengundurkan diri.

Baca juga: 3 Orang Tewas Akibat Banjir di Bulgaria, Mobil-mobil Tersapu Air

"Keinginan kami adalah untuk berada pada tingkat yang diharapkan masyarakat," katanya. "Suara yang kuat berasal dari suara rakyat," tambahnya.

Protes Massa di Banyak Kota

Sejumlah warga Bulgaria berunjuk rasa pada Rabu (10/12) malam di Sofia dan puluhan kota lainnya di seluruh negara Laut Hitam. Demonstrasi ini masuk rangkaian protes berkelanjutan yang menggarisbawahi frustrasi publik terhadap pemerintah yang dinilai gagal memberantas korupsi.

Pekan lalu, pemerintah Zhelyazkov menarik rencana anggaran 2026, yang pertama kali disusun dalam euro, karena protes tersebut.

Partai oposisi dan organisasi lain memprotes rencana untuk menaikkan iuran jaminan sosial dan pajak atas dividen untuk membiayai pengeluaran negara yang lebih tinggi.

Baca juga: Rusia Tembak Jatuh 287 Drone Ukraina dalam Semalam

Meskipun pemerintah mundur dari rencana anggaran tersebut, protes terus berlanjut tanpa henti. Perpecahan politik dan sosial yang mendalam membuat Bulgaria telah menggelar 7 pemilihan nasional dalam empat tahun terakhir, yang terakhir pada Oktober 2024.

Presiden Rumen Radev juga menyerukan pemerintah awal pekan ini untuk menarik rencana tersebut. Dalam pesan kepada para anggota parlemen di halaman Facebook-nya pada hari Kamis, Radev mengatakan: "Antara suara rakyat dan ketakutan akan mafia. Dengarkan suara rakyat!"

Radev, yang memiliki kekuasaan terbatas berdasarkan konstitusi Bulgaria, sekarang akan meminta partai-partai di parlemen untuk mencoba membentuk pemerintahan baru. Jika mereka tidak mampu melakukannya, seperti yang tampaknya mungkin terjadi, ia akan membentuk pemerintahan sementara untuk menjalankan negara sampai pemilihan umum baru dapat diadakan.




(jbr/isa)

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Gus Yahya Akui Persoalan Tambang Penyebab Konflik Internal PBNU
• 13 jam laluidntimes.com
thumb
ChatGPT jadi aplikasi iPhone paling banyak diinstal di AS pada 2025
• 20 jam laluantaranews.com
thumb
Dalam Lumpur dan Nifas, Ibu di Aceh Tamiang Menjaga Hidup Bayi yang Baru Lahir
• 18 jam lalukumparan.com
thumb
Mobil MBG Tabrak Siswa SD, Gibran: Atas Nama Pemerintah, Saya Mohon Maaf...
• 1 jam lalukompas.com
thumb
Setengah Ton Daging Penyu Disita dari Pemburu di Sulsel, Penadah Belum Juga Tersentuh
• 21 jam lalukompas.id
Berhasil disimpan.