- BGN mengingatkan mitra SPPG tidak mencari keuntungan berlebihan serta menjaga kualitas menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
- Presiden memilih mitra yayasan sosial dan pendidikan, bukan PT/CV, untuk menghindari orientasi profit berlebihan.
- Mitra diwajibkan mengalokasikan 30% pendapatan untuk kegiatan sosial serta peduli terhadap kebutuhan sarana sekolah penerima manfaat.
Suara.com - Badan Gizi Nasional (BGN) mengingatkan mitra dan yayasan pengelola Satuan Pelaksana Pelayanan Gizi (SPPG) agar tidak mengambil keuntungan berlebihan dalam penyediaan menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
BGN menekankan moral mitra SPPG untuk tidak menurunkan kualitas makanan demi menekan biaya.
Nanik menjelaskan bahwa sejak perancangan program MBG tahun lalu, Presiden Prabowo Subianto memilih tidak melibatkan PT atau CV sebagai mitra SPPG. Pemerintah memutuskan menggandeng yayasan pendidikan, keagamaan, dan sosial, dengan pertimbangan bahwa entitas tersebut tidak berorientasi profit.
Namun, demi mengejar target pembangunan, muncul yayasan-yayasan baru yang sebenarnya tidak bergerak di bidang tersebut. Nanik mengingatkan agar yayasan baru itu tidak memanfaatkan program MBG untuk mencari keuntungan berlebih.
“Jangan beli bahan baku semangkanya setipis tisu, jangan anggurnya cuma tiga doang. Apa pengaruh gizinya kalau anggurnya cuma tiga? Ya mbok enam, itu kan lumayan. Ini yang saya minta, jangan main-main harga. Anda sudah dapat Rp6 juta per hari,” kata Nanik dalam acara Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola MBG serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG di Kabupaten dan Kota Pasuruan, Jawa Timur, di Pasuruan, Kamis (11/12/2025).
Nanik menegaskan bahwa pemerintah memahami adanya kebutuhan operasional yayasan. Namun ia meminta agar keuntungan yang diambil tetap masuk akal.
“Kalaupun nyari untung, sedikit saja. Jangan terlalu berlebihan,” katanya.
Mitra dan pemilik Yayasan pengelola SPPG juga diminta harus peduli dengan sekolah-sekolah penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG). Mereka diimbau untuk memiliki kesadaran sosial dan ikut membantu tantangan yang dihadapi sekolah-sekolah tersebut.
"Kalau ada (sekolah) yang gentingnya bocor itu disumbang, dibenerin. Kalau (ada sekolah) yang tidak punya WC, itu dibangunkan WC,” ujar Nanik.
Baca Juga: Mobil MBG Tabrak 21 Siswa SD di Cilincing, Dipastikan Tak Ada Korban Tewas
Ia menambahkan bahwa upaya penertiban akan semakin tegas. BGN kini tengah menyusun petunjuk teknis yang lebih ketat bersama Wakil Ketua BGN Bidang Tata Kelola, Sony Sonjaya.
“30 persen dari pendapatan mitra harus dialokasikan untuk sosial dan pendidikan. Paling tidak ini agar kita tidak mencederai atau mengkhianati keinginan Presiden,” ujar Nanik.
Untuk saat ini, BGN masih memberi imbauan. Namun aturan tegas akan diberlakukan untuk memastikan kualitas makanan dan integritas program MBG tetap terjaga.



