Rupiah Dibuka Bertenaga ke Level Rp16.669 per Dolar AS pada Jumat (12/12)

bisnis.com
3 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka menguat ke posisi Rp16.669 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (12/12/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengawali perdagangan hari ini dengan menguat 0,04% atau 7 poin ke level Rp16.669 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,03% ke posisi 98,37.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia mengalami pelemahan. Dolar Singapura menguat 0,04%, dolar Taiwan menguat 0,11%, dan ringgit Malaysia menguat 0,11%.

Sementara, sejumlah mata uang di Asia lainnya melemah. Yen Jepang misalnya melemah 0,07%, dolar Hong Kong melemah 0,01%, won Korea Selatan melemah 0,03%, dan peso Filipina melemah 0,22%.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Pada perdagangan sebelumnya, Kamis (11/12/2025) mengakhiri perdagangan dengan menguat 0,07% atau 12 poin ke level Rp16.688 per dolar AS.

Direktur PT. Traze Andalan Futures Ibrahim Assuaibi mengatakan perdagangan hari ini, Jumat (12/12/2025) mata uang rupiah diproyeksikan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp16.670- Rp16.710 per dolar AS.

Dia mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang telah menyertai pergerakan rupiah. Dari luar negeri, The Fed telah memutuskan untuk memotong suku bunga menjadi 3,50%-3,75% seperti yang sudah diperkirakan. Level tersebut merupakan level terendahnya dalam tiga tahun. 

Dalam konferensi persnya, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa para pembuat kebijakan membutuhkan waktu untuk melihat bagaimana tiga pemotongan suku bunga The Fed tahun ini berdampak pada perekonomian AS. 

Powell menambahkan bahwa para pejabat The Fed akan mencermati data yang masuk menjelang pertemuan The Fed berikutnya pada bulan Januari 2026.

Dari dalam negeri, Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5% menjadi 4,9% untuk keseluruhan 2025. Demikian juga untuk 2026 dari 5,1% menjadi 5%. 

Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2025 dan 2026 dikarenakan tarif tinggi yang dikenakan AS. Hal itu menyebabkan ketidakpastian perdagangan yang diperkirakan akan membebani pertumbuhan. 

U.S. DOLLAR / INDONESIAN RUPIAH - TradingView
{ "width": "100%", "height": 460, "symbol": "FX_IDC:USDIDR", "interval": "D", "timezone": "Asia/Jakarta", "theme": "light", "style": "1", "locale": "id", "withdateranges": true, "allow_symbol_change": false, "hotlist": true, "calendar": false, "support_host": "https://www.tradingview.com", "container_id": "tradingview_1765506249861" }

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Tega Banget! China Buat Harga Batu Bara Kocar-Kacir
• 5 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Kondisi Pasar Fluktuatif, GEMA Mau Buyback Rp7 Miliar 
• 19 jam laluidxchannel.com
thumb
Pertamina Targetkan Dua Minggu Seluruh Layanan SPBU di Sumatra Pulih
• 22 jam laluidntimes.com
thumb
Ini Spesifikasi Antonov An-22 yang Jatuh di Rusia
• 2 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Komisi VI DPR Minta Listrik di Wilayah Bencana Segera Dipulihkan 100%
• 16 jam laludetik.com
Berhasil disimpan.