IHSG Sesi 1 Menguat 0,45% ke 8.659, Saham Grup Bakrie Diburu Investor

cnbcindonesia.com
5 jam lalu
Cover Berita
Foto: Pergerakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 38,63 poin atau naik 0,45% pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (12/12/2025). Indeks bertengger di level 8.659,12.

Sebanyak 313 saham naik, 339 turun, dan 144 tidak bergerak. Nilai transaksi hingga jeda makan siang tergolong cukup ramai atau mencapai Rp 16,26 triliun, melibatkan 31,29 miliar saham dalam 1,78 juta kali transaksi.


Baca: IHSG Hijau Mengekor Bursa Asia-Wall Street, Naik 0,36% ke 8.651

Kapitalisasi pasar bursa tercatat mencapai Rp 15.936 triliun atau sedikit lagi mencapai US$ 1 triliun.

Tingginya nilai transaksi bursa hari ini ditopang oleh perdagangan saham Grup Bakrie. Saham Bumi Resources (BUMI), BRMS dan DEWA berkontribusi nyaris 40% total transaksi bursa hari ini.

Mayoritas sektor perdagangan tercatat menguat dengan  kenaikan terbesar dicatatkan oleh sektor barang baku dan properti. Sedangkan sektor energi, konsumer non primer dan finansial tercatat melemah.

Saham-saham yang menjadi penopang kinerja IHSG hari ini termasuk BRMS, AMMN dan MORA.

Pelaku pasar masih mencermati sejumlah sentimen pasar penting hari ini setelah kemarin ambruknya IHSG secara tiba-tiba pada perdagangan menjadi peringatan keras jika sentimen global yang positif pun belum tentu mampu mengerek pasar keuangan domestik.

Buktinya, kabar baik pemangkasan suku bunga The Fed tak cukup mampu mengangkat IHSG kemarin.

Salah satu kabar yang masih membuat market cemas adalah kesepakatan dagang AS dan Indonesia. Dalam beberapa hari terakhir, isu batalnya kesepakatan dagang telah membuat banyak pihak bertanya-tanya dan membuat khawatir.

Laporan tersebut menyebut kesepakatan perdagangan Indonesia dengan AS terancam gagal karena para pejabat AS semakin frustrasi dengan apa yang mereka lihat sebagai pengingkaran Jakarta terhadap ketentuan perjanjian yang dicapai pada bulan Juli.

Airlangga menegaskan, nanti malam dirinya sudah terjadwal mengadakan pertemuan secara daring dengan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat atau United States Trade Representative (USTR).

"Nanti malam (Kamis malam)," kata Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (11/12/2025).

Meski begitu, Airlangga belum mau mengungkapkan isi perundingan yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut. Ia hanya memastikan, pemerintah akan mengumumkan hasil pertemuan virtual itu Jumat hari ini.

"Besok aja ya, ada pembicaraan lah," tegas Airlangga.

Sebagaimana diketahui, pada Juli lalu, AS sepakat untuk terus menurunkan pengenaan tarif resiprokal yang tinggi ke Indonesia dari semula 32% menjadi 19% dan berpotensi lebih rendah lagi. Namun, dalam laporan terbaru, AS kini menilai Indonesia mundur dari beberapa komitmen mengikat, terutama terkait perdagangan digital serta hambatan non-tarif di sektor industri dan agrikultur.

Pasar Asia-Pasifik diperdagangkan lebih tinggi pada hari Jumat (12/12/2025), mengekor kenaikan Wall Street setelah indeks acuan utama mencapai rekor baru menyusul keputusan Federal Reserve menurunkan suku bunga acuan AS.

Bank sentral AS pada hari Rabu waktu setempat (Kamis dini hari waktu Indonesia) menurunkan suku bunga pinjaman utamanya sebesar seperempat poin persentase, menempatkannya dalam kisaran 3,5%-3,75%.

Indeks acuan Jepang Nikkei 225 naik 0,96%, sementara Topix bertambah 1,18%. Kospi Korea Selatan naik 0,29%, sementara Kosdaq untuk saham berkapitalisasi kecil diperdagangkan di sekitar garis datar.

Indeks acuan Australia S&P/ASX 200 naik 0,83%. Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di 25.788, sedikit lebih tinggi dari penutupan terakhirnya di 25.530,51.

Sementara itu dari kawasan regional, para pemimpin tertinggi Tiongkok menutup pertemuan perencanaan ekonomi tahunan pada hari Kamis dengan menegaskan dukungan ekonomi yang luas untuk tahun mendatang, termasuk meningkatkan konsumsi dan menstabilkan sektor properti. Para pembuat kebijakan tetap fokus pada penguatan kemampuan teknologi dalam negeri, prioritas utama untuk rencana lima tahun mendatang yang dimulai pada tahun 2026.

Semalam di AS, Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mencapai level tertinggi baru, dengan investor beralih dari saham teknologi yang sedang naik daun ke saham-saham yang dapat diuntungkan dari pertumbuhan ekonomi AS setelah Federal Reserve memangkas suku bunga.

Indeks Dow yang terdiri dari 30 saham blue chip naik 646,26 poin, atau 1,34% ditutup ke level 48.704,01, rekor penutupan tertinggi baru. Indeks ini juga mencetak rekor intraday tertinggi baru, didukung oleh kenaikan saham Visa setelah mendapat peningkatan peringkat dari Bank of America. Pasar luas S&P 500 naik 0,21% untuk ditutup pada 6.901,00, juga rekor penutupan. Namun, Nasdaq Composite turun 0,26% untuk ditutup pada 23.593,86.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Skenario MI Hadapi Efek Panas China Vs Jepang - Gejolak Rupiah

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mobil MBG Tabrak Siswa-Guru, BGN Bakal Perketat Mekanisme Penggantian Sopir Cadangan
• 8 jam lalukompas.com
thumb
Kronologi Tewasnya Mata Elang yang Dikeroyok 5 Orang di Pancoran
• 19 jam lalukompas.com
thumb
Kebakaran Terra Drone Kemayoran, 1 Korban Dimakamkan di TPU Metro Pusat Lampung | BERUT
• 15 jam lalukompas.tv
thumb
Klub Calvin Verdonk, Miliano Jonathans dan Dean James Kompak Raih Hasil Negatif di Liga Europa
• 12 jam laluskor.id
thumb
Nadiem Makarim Masuk RS Lagi, Kejagung Bantarkan Penahanan
• 2 jam lalugenpi.co
Berhasil disimpan.