BANGKOK, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Thailand, Anutin Charnvirakul memutuskan membubarkan parlemen.
Ia menyerukan pemilihan umum akan dilakukan dalam jangka 45 hingga 60 hari.
Pada dekrit Kerajaan yang diterbitkan Jumat (12/12/2025), Anutin menyebutkan, sengketa perbatasan yang mematikan dengan Kamboja menjadi salah satu tantangan lain yang dihadapi pemerintahan minoritasnya.
Baca Juga: Thailand dan Kamboja Saling Balas Serangan, 20 Orang Lebih Tewas di Perbatasan
“Solusi yang tepat adalah membubarkan parlemen, yang merupakan cara mengembalikan kekuasaan politik kepada rakyat,” ucapnya dikutip dari BBC.
Anutin yang menjadi PM Thailand pada September lalu, sebelumnya mengatakan berencana membubarkan parlemen pada akhir Januari mendatang.
Namun, kondisi politik yang kini tengah melanda Thailand, khususnya pertempuran di perbatasan dengan Kamboja membuatnya memutuskan bergerak.
Apalagi ia dilaporkan menghadapi kemungkinan mosi tidak percaya yang akan segera terjadi, sehingga membuatnya mempercepat penyelenggaraan pemilu.
Anutin dan partainya, Bhumjaithai, sebelumnya telah dikritik keras atas penanganan terhadap banjir besar di Thailand selatan bulan lalu.
Bencana tersebut dilaporkan telah menewaskan setidaknya 176 orang.
Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya
Sumber : BBC
- thailand
- pm thailand
- anutin charnvirakul
- membubarkan parlemen
- sengketa perbatasan
- kamboja




/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F12%2F01%2F2aa27ec088dd5dc0b464189caf6f7289-20251201BAH3.jpg)
