Di penghujung tahun, Kota Surabaya kembali mencatat prestasi tingkat nasional. Terbaru, Kota Pahlawan menempati peringkat 1 Kota Terinovatif dalam ajang Innovative Government Award (IGA) 2025 Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Dalam penyerahan penghargaan pada, Rabu (10/12/2025) lalu itu, di Jakarta, Surabaya juga memperoleh penghargaan tambahan sebagai Pemerintah Daerah dengan Sebaran Inovasi Urusan Pemerintahan Konkuren Terbanyak, yakni sebanyak 1.214 inovasi.
Irvan Wahyudrajat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya mengatakan, perolehan prestasi atas ribuan inovasi itu salah satunya karena sudah tidak ada lagi ego sektoral antar dinas.
“Konkuren itu artinya bahwa semua urusan itu ada inovasinya. Ada urusan pemerintahan, urusan pendidikan, kesehatan artinya merata. Tidak ada ego sektoral, satu dinas atau satu urusan tapi semua ada inovasinya. Dan kita terbanyak ada tahun ini, ada 1.214 inovasi,” ujar Irvan waktu mengisi program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya, Jumat (12/12/2025).
Selain tak ada ego sektoral antar dinas, Irvan mengatakan keberhasilan ini buah hasil kolaborasi seluruh elemen kota, mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Hal itu terlihat dari 1.214 inovasi yang disebutkan, pemerintah kota (Pemkot) hanya 355 di antaranya saja.
“Itu pun pemerintah hanya 355. Yang lainnya adalah dari masyarakat, perguruan tinggi, adik-adik SMA, masyarakat umum. Semua berpartisipasi. Ini menunjukkan bahwa Surabaya ini dibangun oleh semua unsur masyarakat secara pentahelix ya. Tidak hanya pemerintah, ada pengusaha ya, private sektor, ada media, ada akademisi, termasuk unsur-unsur masyarakat atau NGO (lembaga swadaya masyarakat) dan sebagainya,” bebernya.
Dia juga membeberkan indeks pembangunan manusia Kota Surabaya juga yang tertinggi di Jawa Timur (Jatim). Gini rasionya kini di angka 0,381 persen, turun dari tahun lalu di angka 0,423 persen.
Irvan mengatakan hal itu berkat kebijakan inovasi “One Data, One Map, One Policy” yang menurutnya sudah diterapkan sejak awal pemerintahan Eri Cahyadi Wali Kota. Inovasi itu memungkinkan Pemkot menyelesaikan problem kemiskinan by name, by address sehingga tepat sasaran.
“Jadi itu yang keunggulan kita tidak dimiliki oleh kota-kota lain. Iya. Karena tidak ada ego sektoral dan semua berbasis data sehingga program-program kita kita juga menyasar pada kelompok sasaran yang memang sesuai target. Tidak ada orang kaya menerima intervensi,” bebernya.
Ia menambahkan bahwa data dibuat bukan hanya oleh pemerintah, tetapi oleh warga. Data itu dibangun oleh masyarakat melalui Kader Surabaya Hebat, RT/RW yang kemudian divalidasi oleh ASN Pemkot Surabaya yang membidangi.
Menurut Irvan, data real-time itu adalah syarat mutlak kota modern, mengingat sifatnya selalu dinamis dan bisa berubah dalam hitungan detik.
“Real time memang tiap detik, tiap hari berubah. Ada yang pindah, ada yang meninggal, mohon maaf, ada yang baru masuk dari luar kota, selalu dinamis. Dan itu memang kenapa data kita harus real time. Dan itu dibantu oleh masyarakat dalam hal ini Kader Surabaya Hebat,” ucapnya. (bil/ipg)


