Prabowo Minta Maaf soal Listrik Belum Pulih di Aceh: Keadaannya Sulit

suara.com
4 jam lalu
Cover Berita
Baca 10 detik
  • Presiden Prabowo meninjau korban banjir Aceh pada Jumat, menegaskan pemerintah berupaya maksimal memenuhi kebutuhan dasar mereka.
  • Pemulihan pasokan listrik pascabencana di Aceh baru mencapai 36 persen per 11 Desember 2025 akibat kerusakan infrastruktur.
  • Penyebab utama keterlambatan listrik adalah rusaknya beberapa tower SUTT dan terputusnya akses jalan menuju lokasi terdampak parah.

Suara.com - Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah terus bekerja maksimal untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak bencana banjir bandang di Aceh, meski pemulihan pasokan listrik masih menghadapi tantangan besar.

Penegasan itu disampaikan dalam kunjungan kerja ketiganya ke Aceh pada Jumat, ketika ia meninjau posko pengungsian di kawasan Jembatan Aceh Tamiang.

“Mungkin listrik yang belum ya, listrik sudah mulai. Kita berusaha, kita tahu di lapangan sangat sulit, keadaannya sulit,” ujarnya saat berdialog dengan para penyintas.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan permintaan maaf jika masih ada kebutuhan warga yang belum tertangani.

“Kami akan turun membantu semuanya. Saya minta maaf kalau masih ada yang belum terpenuhi,” ujar Presiden Prabowo.

Ia menambahkan bahwa situasi di lapangan tidak mudah, namun seluruh unsur pemerintah terus bergerak untuk mempercepat proses pemulihan.

“Keadaannya sulit, jadi kita atasi bersama. Mudah-mudahan kalian cepat pulih, cepat kembali, cepat normal,” katanya.

Presiden memastikan bahwa pendampingan pemerintah akan berlanjut hingga kondisi masyarakat kembali seperti sebelum bencana.

“Insya Allah, bersama-sama kita akan memperbaiki keadaan ini,” kata Prabowo.

Baca Juga: Pulang dari Rusia: Prabowo Minta Maaf di Aceh Tamiang, Pesan Jangan Tebang Pohon Sembarangan!

Banjir bandang yang melanda Aceh sejak akhir November 2025 menyebabkan kerusakan luas pada infrastruktur kelistrikan.

Hingga 11 Desember 2025, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat tingkat pemulihan baru mencapai 36 persen.

Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Utara menjadi wilayah dengan dampak terberat, di mana sejumlah desa masih berada dalam kondisi gelap dan warga mengandalkan genset.

Pemadaman bergilir juga diberlakukan di Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar untuk menjaga stabilitas sistem listrik.

PT PLN menyebut hambatan utama pemulihan bersumber dari kerusakan infrastruktur vital, termasuk robohnya lima tower SUTT 150 kV di jalur Langsa–Pangkalan Brandan dan rusaknya tujuh tower lain akibat banjir serta pergeseran tanah.

Akses jalan yang terputus turut memperlambat pengiriman material dan mobilisasi tim.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Hadapi Nataru, Komisi V Soroti Kemacetan Pelabuhan Merak
• 19 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Myanmar di SEA Games 2025: Indra Sjafri Rombak Pertahanan, Duet Struick–Zijlstra Tetap Jadi Andalan
• 54 menit lalutvonenews.com
thumb
Pertamina Sulawesi Perkuat Sinergi dengan Kejati Sulsel
• 4 jam lalucelebesmedia.id
thumb
Eks Dirjen hingga Direktur Kemnaker Didakwa Peras Calon TKA Rp 135 Miliar
• 44 menit lalukumparan.com
thumb
Diserbu Mogok Massal, Negara Eropa Ini Lumpuh Total
• 12 jam lalucnbcindonesia.com
Berhasil disimpan.