Gowa, tvOnenews.com - Puluhan hektare hutan lindung di Tombolopao, Gowa, ditemukan gundul setelah ribuan pohon pinus diduga dibabat melalui praktik ilegal logging. Aparat kini menyelidiki jejak alat berat dan menyiapkan langkah hukum terhadap para pelaku.
Hamparan hutan lindung yang sebelumnya dipenuhi ribuan pohon pinus kini berubah menjadi tanah kosong setelah diduga dibabat habis melalui praktik ilegal logging.
Menurut informasi warga, kawasan hutan yang merupakan milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan itu awalnya tumbuh subur.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, ribuan pohon pinus tersebut hilang tanpa jejak dan menyisakan area gundul seluas puluhan hektare.
Menerima laporan dari masyarakat, Kapolres Gowa bersama Wakil Bupati Gowa serta Dinas Kehutanan Pemprov Sulsel melakukan penggerebekan ke lokasi pada Jumat (12/12/2025) sekitar pukul 03.00 Wita.
Perjalanan dari Sungguminasa menuju pedalaman Tombolopao memakan waktu sekitar lima jam.
Setibanya di lokasi, rombongan tidak menemukan adanya aktivitas yang dilakukan para pelaku. Yang tersisa hanyalah jejak bekas ditanah alat berat ekskavator yang sudah lebih dahulu dikeluarkan dari lokasi.
Bahkan Kapolres dan wakil Bupati Gowa justru dibuat terkejut melihat kondisi hutan lindung yang telah berubah total. Kawasan yang menjadi hulu sungai dan sumber air bagi Kabupaten Gowa itu kini nyaris tak menyisakan vegetasi.
Para pejabat khawatir jika kerusakan ini dibiarkan, potensi bencana seperti banjir bandang, longsor, hingga dampak terhadap Kota Makassar bisa terjadi.
Wakil Bupati Gowa, Darmawangsyah Muin, menegaskan bahwa kondisi yang ia lihat langsung merupakan bentuk kejahatan lingkungan yang sangat merugikan masyarakat.
“Kami Pemerintah Kabupaten Gowa bersama Pak Kapolres, pihak KPH Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan serta camat dan seluruh jajaran datang sesuai laporan masyarakat. Kami melihat sendiri adanya perambahan hutan, ilegal logging, dan ini jelas kejahatan lingkungan,” ujarnya.
Ia mengatakan pembukaan lahan besar-besaran hingga puluhan hektare ini sangat tidak bertanggung jawab.
“Kami sangat menyayangkan dan sangat sedih melihat kondisi hutan kita di Tombolopao. Ini hutan lindung, hulu sungai, dan jika terjadi sesuatu maka rakyat Gowa yang akan merasakan dampaknya,” tegasnya.



