Jakarta, VIVA – Prospek kenaikan gaji di Singapura tetap cerah hingga dua tahun ke depan. Laporan PERSOL memperkirakan bahwa pertumbuhan gaji rata-rata di berbagai sektor akan berada di kisaran 3 hingga 5 persen sepanjang 2025 hingga 2026.
Namun, laju pertumbuhan tersebut sangat bergantung pada sektor dan tingkat keahlian yang dibutuhkan. Pergeseran ke arah digitalisasi, otomatisasi, serta perubahan preferensi tenaga kerja juga semakin memengaruhi dinamika pasar tenaga kerja di negara tersebut.
Melansir dari Singapore Business Review, Jum'at, 12 Desember 2025, sektor teknologi diprediksi mencatat kenaikan gaji paling agresif. Permintaan yang tinggi terhadap tenaga ahli dalam kecerdasan buatan, keamanan siber, dan rekayasa komputasi awan mendorong kenaikan gaji di kisaran 8 hingga 12 persen.
Selain itu, permintaan akan pola kerja jarak jauh dan fleksibel tetap menjadi faktor penting dalam menarik talenta di bidang ini. Perusahaan dinilai semakin bersaing untuk menarik kandidat dengan keahlian teknis mendalam, terutama yang mampu mendukung strategi digital jangka panjang.
Di sektor jasa keuangan, kebutuhan berubah mengikuti tren otomatisasi dan integrasi teknologi. Talenta yang mampu menggabungkan keahlian finansial dengan kemampuan pengelolaan otomatisasi berbasis AI, kepatuhan terkait faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), serta pengalaman dalam operasi hybrid mendapatkan nilai tambah yang lebih tinggi.
Sektor kesehatan dan ilmu hayati juga terus memperluas rekrutmen. PERSOL mencatat semakin meningkatnya permintaan terhadap peneliti klinis, spesialis regulasi, serta insinyur teknologi medis.
Banyak perusahaan di sektor ini mulai membuka lebih banyak posisi hybrid, yang memadukan keahlian teknis dan kemampuan operasional. Di bidang jasa profesional, kenaikan gaji berjalan stabil.
Namun, perusahaan memberi nilai lebih terhadap tenaga kerja dengan kemampuan lintas disiplin, seperti konsultasi keberlanjutan, kepatuhan, dan transformasi digital. Keterampilan tersebut dianggap semakin krusial dalam memenuhi kebutuhan klien yang semakin kompleks.
Industri manufaktur dan teknik menunjukkan pergeseran signifikan menuju produksi presisi dan teknologi lanjutan. Permintaan terhadap ahli robotik, otomasi industri, serta keahlian terkait Industri 4.0 terus meningkat seiring transformasi sektor manufaktur Singapura.
Pergeseran menuju digitalisasi dan keberlanjutan juga memperkuat kebutuhan tenaga kerja di sektor transportasi dan logistik. Perusahaan mulai banyak mencari teknolog logistik, spesialis optimasi rantai pasok, serta manajer operasional yang mampu mengelola proses berbasis data.




