Penulis: Rifiana Seldha
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmen pemerintah untuk memaksimalkan upaya pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga yang terdampak banjir bandang di Aceh, meskipun proses normalisasi pasokan listrik dihadapkan pada kendala teknis dan geografis yang signifikan.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Negara saat melakukan kunjungan kerja ketiga ke wilayah Aceh pada Jumat, 12 Desember 2025. Dalam kunjungan tersebut, Presiden Prabowo meninjau langsung kondisi di posko pengungsian, khususnya yang berlokasi di kawasan Jembatan Aceh Tamiang, dan berdialog dengan para korban bencana di Takengon.
Seorang warga, Raodah, memanfaatkan kehadiran Presiden untuk menyuarakan permohonan bantuan atas nama para pengungsi. Dalam aduannya, Raodah mengungkapkan betapa kritisnya kekurangan logistik di lokasi bencana.
"Saya Raodah, saya mewakili rakyat Aceh Tengah, mengucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah hadir di tanah tercinta ini," ujar Raodah. "Kami di sini sangat membutuhkan logistik, Pak, sangat-sangat membutuhkan," tambahnya, seperti dikutip dari laporan di posko pengungsian.
Raodah juga menyoroti kelangkaan kebutuhan dasar lainnya yang sangat mengganggu kehidupan pengungsi. Ia menyebutkan kesulitan akses terhadap air bersih, pasokan listrik, dan sinyal telepon seluler yang menjadi hambatan komunikasi dan pemulihan.
Selain kebutuhan sehari-hari, Raodah secara tegas meminta agar pemerintah segera memberikan bantuan untuk perbaikan rumah-rumah penduduk yang hancur akibat bencana alam tersebut. "Saya harapkan kepada Bapak agar secepatnya membantu rumah-rumah saudara saya yang terkena bencana," pinta Raodah.
Editor: Redaksi TVRINews



