Gawat! AI Mulai Gantikan Manajer, Banyak Perusahaan Rombak Struktur Kerja

viva.co.id
2 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) semakin mempercepat perubahan di lingkungan kerja. Setelah hanya dianggap sebagai alat bantu, kini AI mulai mengambil peran lebih dalam dalam kegiatan operasional perusahaan. 

Dampaknya tak hanya terasa pada proses kerja, tetapi juga pada struktur organisasi dan ekspektasi terhadap manajer. Hal ini disampaikan para pemimpin industri dalam konferensi Fortune Brainstorm AI, yang menilai AI sudah mulai menghapus sejumlah tugas yang dulu dianggap sebagai pekerjaan inti seorang manajer.

Baca Juga :
Bill Gates Ramal Masa Depan AI: Tidak Semua Perusahaan Bisa Selamat!
Mengenal Fenomena Polyworking, Ketika Pekerja Cari Banyak Sampingan karena Gaji Mandek dan Biaya Hidup Tinggi

Beberapa perusahaan besar pun sudah mengambil langkah berani. Amazon, Moderna, dan McKinsey mulai memangkas lapisan manajemen, meratakan organisasi, dan mempekerjakan agen AI untuk menangani pekerjaan administratif yang sebelumnya memakan waktu manajer. 

Transformasi ini menunjukkan betapa cepatnya teknologi menggeser definisi pekerjaan manajerial. Danielle Perszyk, ilmuwan kognitif di laboratorium AI Amazon, menjelaskan bahwa beban administratif adalah masalah nyata yang selama ini menghalangi produktivitas. 

“Baik Anda seorang manajer maupun kontributor individual, Anda terikat pada layar komputer, dan semua aplikasi produktivitas yang kita gunakan justru merusak produktivitas kita,” ujarnya sebagaimana dikutip dari Fortune, Jumat, 12 Desember 2025.

Ilustrasi robot dan manusia di industri.
Photo :
  • Robotic Industries Association

Menurutnya, agen AI bisa menjadi “rekan kerja universal” yang mengambil alih tugas berulang sehingga manajer dapat fokus pada strategi. Aashna Kircher, pimpinan di divisi SDM Workday, menilai perubahan ini akan menggeser prioritas pekerjaan manajer.  

“Peran manajer ke depan akan sangat lebih fokus menjadi pelatih, pemberi dukungan, dan pengarah kerja tim, yang secara teori memang selalu menjadi peran tersebut,” paparnya. 

Dengan berkurangnya tugas administratif, waktu manajer bisa dialihkan ke aktivitas yang lebih manusiawi seperti pembinaan dan pengembangan tim. Toby Roberts, eksekutif senior teknologi di Zillow, juga melihat dampak struktural yang lebih besar. 

Ia memprediksi manajer bisa memimpin tim yang lebih besar tanpa kehilangan efektivitas. Menurutnya, ketika manajer terbebas dari pekerjaan kecil sehari-hari, kapasitas mereka meningkat secara signifikan.

Namun, perubahan ini juga memaksa perusahaan menata ulang standar penilaian terhadap manajer. “Secara historis, kita menilai manajer dari output timnya, bukan dari kualitas mereka sebagai pemimpin,” ujarnya. 

Baca Juga :
Bos Nvidia Jensen Huang Sebut Gelar Tinggi Tak Lagi Jadi Jalan Sukses, Gen Z Diminta Ramai-ramai Masuk Pabrik
Pemerintah Siapkan Lompatan Digital
AI Jadi Kunci Bisnis Bertahan, Masuk Fase ‘Tak Bisa Mundur’

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Keren! Anggun C Sasmi Ciptakan 20 Mantra untuk Film Pertamanya, Para Perasuk
• 8 jam lalugrid.id
thumb
Kejar Target, Dirjen Bimo Mulai Sisir Pajak dari Wajib Pajak Tajir
• 20 jam lalubisnis.com
thumb
Jadwal Liga Inggris 2025-26 Pekan Ini: Kans Arsenal Perlebar Jarak di Puncak
• 7 jam lalukompas.tv
thumb
Mahfud MD Soroti Rapat Pleno PBNU: Penunjukan Pj Ketua Umum Berisiko Picu Dualisme
• 19 jam lalusuara.com
thumb
Selamat! Egy Maulana Vikri dan Adiba Khanza Sambut Kelahiran Putri Pertama, Baby Elara
• 12 menit lalugrid.id
Berhasil disimpan.