GenPI.co - Yayasan Pendidikan Pengembangan Perkopian Indonesia (KAPPI) menempatkan pemberdayaan perempuan sebagai bagian penting dari upaya memperkuat ekosistem kopi nasional.
Menurut KAPPI, masa depan petani tidak hanya ditentukan produktivitas kebun, tetapi juga ketahanan ekonomi rumah tangga yang menopang proses tersebut.
Roby Wibisono yang mewakili KAPPI dalam program pengembangan kapasitas petani mengatakan perempuan adalah penjaga stabilitas yang sering tidak disadari.
“Sering kali ekonomi keluarga petani kopi justru bertumpu pada para ibu. Saat pendapatan dari kebun tidak menentu, mereka yang menyesuaikan belanja, mencari peluang usaha kecil, dan memastikan keluarga tetap berjalan," ungkap Roby Wibisono, Jumat (12/12).
Robby mengatakan memberikan mereka ruang untuk belajar adalah langkah penting untuk menjaga keberlanjutan hidup petani.
Menurut Roby, pendampingan yang berkelanjutan adalah kunci. Pelatihan satu kali tidak cukup untuk membangun usaha rumahan yang stabil.
"Yang dibutuhkan ialah keberlanjutan, seperti mentor yang memantau progres, kelompok belajar yang saling menguatkan, dan kesempatan bagi perempuan untuk melihat bahwa keterampilan mereka punya nilai ekonomi,” kata Roby.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, KAPPI mulai mengembangkan model pemberdayaan yang mudah dilakukan dari rumah dan tidak menambah beban perempuan dalam keseharian..
Salah satu model awal diujicobakan di Gapoktan Gunung Kelir, Semarang, ialah mengajarkan keterampilan sederhana yang bisa langsung dipraktikkan di rumah.
KAPPI menekankan tiga elemen. Pertama, keterampilan praktis dan mudah diterapkan tanpa modal besar.
Kedua, pendampingan mentor agar peserta tidak berhenti setelah pelatihan. Ketiga, komunitas belajar yang memungkinkan peserta berbagi perkembangan dan tantangan.
Walaupun tidak semua peserta akan langsung memulai usaha, pendampingan jangka panjang memberi peluang bagi usaha kecil untuk bertumbuh.
Ke depan, langkah-langkah itu akan diperluas ke wilayah lain, termasuk Temanggung dan sentra kopi Jawa Tengah.
“Dengan kondisi sosial ekonomi yang relatif lebih kuat, Jawa Tengah bisa menjadi laboratorium pemberdayaan perempuan yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” tambah Roby. (*)
Simak video menarik berikut:


