- Indonesia mencatatkan lebih dari 100 kasus terdampar hiu tutul antara 2011 hingga 2023, menjadikannya tren yang relatif tinggi secara global.
- Penyebab keterdamparan mencakup faktor alamiah seperti melimpahnya plankton di perairan dangkal yang menarik hiu mendekat.
- Aktivitas manusia, seperti lalu lintas kapal dan polusi, juga memicu stres serta disorientasi navigasi pada hiu tutul tersebut.
Suara.com - Belakangan ini, laporan hiu tutul alias whale shark (Rhincodon typus) yang 'parkir' di pesisir Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara makin sering terdengar. Kadang ditemukan masih hidup tapi lemas, kadang—sayangnya—sudah mati.
Terakhir, kasus hiu tutul terdampar dan mati terjadi di Pantai Roro Inten Desa Pagak, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Minggu (7/12/2025).
Lalu pertanyaannya, kenapa sih raksasa lembut ini bisa terjebak di perairan dangkal Indonesia? Apakah GPS alami mereka rusak, atau ada faktor lain?
Nah, begini penjelasan Akademisi dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unsoed yang juga kandidat PhD di Tunghai University, Taiwan, R Taufan Harisam yang bakal menjawab rasa penasaran itu, simak penjelasannya!
1. Indonesia Jadi 'Hotspot' Terdampar, Datanya Ngeri!
Kalau kalian pikir kasus ini biasa saja, coba cek datanya. Menurut Taufan, angka kejadian di Indonesia itu anomali alias tidak wajar jika dibandingkan tren global.
"Data ilmiah dari pengamatan strandings menunjukkan bahwa antara tahun 2011 hingga 2023 terdapat lebih dari 100 kasus hiu tutul terdampar di Indonesia. Angka ini relatif tinggi dibandingkan tren global," ungkap Taufan.
Bayangkan, di negara lain seperti Afrika Selatan, Meksiko, atau Filipina, kasus keterdamparan hanya tercatat puluhan dalam beberapa dekade. Di Indonesia? Lebih dari 100 kasus hanya dalam 12 tahun!
2. Jebakan 'Makanan' (Faktor Alam)
Baca Juga: Apakah Ikan Hiu Boleh Dikonsumsi? Jadi Lauk MBG yang Bikin Puluhan Siswa Keracunan
Salah satu alasan kenapa hiu ini mendekat ke pantai adalah urusan perut. Hiu tutul adalah pemakan plankton.
Di Perairan Indonesia, sering terjadi fenomena upwelling atau naiknya massa air laut dan perubahan arus yang membawa nutrisi melimpah ke perairan dangkal.
Plankton yang melimpah ini menarik hiu untuk makan mendekat ke bibir pantai. Sayangnya, saat air surut tiba-tiba, mereka sering kali terlambat kembali ke laut dalam dan akhirnya terperangkap.
3. Laut yang Makin Berisik (Faktor Manusia)
Nah, ini bagian yang bikin sedih. Selain faktor alam, aktivitas kita sebagai manusia juga jadi penyebab utama. Lautan kita makin sibuk dengan lalu lintas kapal, aktivitas perikanan, hingga polusi laut.
Gangguan ini bikin hiu stres, terluka karena baling-baling kapal, atau mengalami disorientasi (kesulitan navigasi).



