Bisnis.com, JAKARTA — Di hadapan Presiden Prabowo Subianto, Wita perempuan warga Desa Sukarahmat, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang, berkisah tentang kondisi dirinya, keluarga, dan para pengungsi korban bencana banjir dan tanah longsor.
Wita mengaku bantuan seperti roti, beras, dan kebutuhan dasar lainnya sudah diterima warga sehingga logistik terpenuhi. Begitu pula bantuan obat-obatan dan layanan kesehatan.
“Saya lihat sudah banyak mobil bantuan kesehatan lewat, mencari siapa yang sakit. Paling sakit-sakit ringan saja, batuk pilek,” katanya di hadapan Presiden Prabowo saat berkunjung ke lokasi pengungsian, Jumat (12/12/2025).
Harapan yang disematkan oleh Wita ke Kepala Negara yakni agar rumahnya dan kondisi hunian warga yang rusak dapat segera diperbaiki.
“Material rumah banyak yang rusak. Kurangnya alat untuk membersihkan rumah, itu semua masih berlumpur,” ujar Wita terisak.
Wita menambahkan, lumpur tebal masih menutup sebagian besar rumah warga sehingga mereka belum dapat kembali ke hunian masing-masing. Karena itu, dukungan pemerintah untuk memperbaiki akses, menyediakan material bangunan, dan mempercepat pemulihan sangat dibutuhkan.
“Saya berharap kota kami kembali normal, itu saja. Hidup kembali. Anak-anak bisa sekolah, anak-anak kami yang di pesantren bisa kembali ke pesantren,” imbuhnya.
Wita juga menceritakan kondisi memilukan setelah rumahnya hancur tertimpa pohon ketika banjir besar menerjang. Saat ini ia mengaku menumpang di rumah kerabat.
Dia menjelaskan bahwa banjir merendam banyak rumah di kawasan perbukitan sehingga warga kesulitan menyelamatkan barang-barang. Selama masa tanggap darurat, akses jalan ke kota pun terputus, sehingga bantuan sulit diakses.
Harapan yang sama juga muncul dari Sofia Laura, warga Desa Sukajadi. Dia mengaku terharu dan berharap kehadiran Presiden dapat mempercepat realisasi bantuan hunian layak.
“Sangat terharu. Mudah-mudahan dengan datang Bapak Presiden, Pak Prabowo, secepat mungkin kami sudah bisa menempati rumah layak pakai,” ujar Sofia.
Menjelang bulan suci Ramadan, Sofia menyampaikan harapannya agar para pengungsi segera mendapatkan bantuan rumah layak untuk kembali menjalani kehidupan dengan aman dan tenang.
“Kami di sini memohon kepada Bapak Presiden yang terhormat. Beberapa bulan lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadan. Kami sangat mengharapkan bantuan rumah,” katanya.
Sofia menegaskan bahwa warga tidak mengharapkan hunian mewah, melainkan tempat tinggal yang layak serta aman untuk ditempati. Selain itu, ketersediaan sarana air bersih juga menjadi kebutuhan mendesak bagi warga di pengungsian.
Saat berkunjung ke lokasi pengungsian di Bener Meriah, Presiden Prabowo menyatakan pemerintah segera menyiapkan rumah pengganti untuk warga terdampak bencana banjir bandang dan longsor.
“Kita akan atasi ini bersama dan kita sudah siapkan juga rencana untuk mengganti semua rumah,” ujar Presiden yang disambut meriah warga masyarakat.
Prabowo berharap masyarakat bersabar karena semua upaya pemulihan membutuhkan proses yang tidak sebentar. Dia memastikan semua pihak bekerja keras memulihkan kondisi pascabencana.
“Tentunya kita butuh kesabaran dari bapak-bapak, ibu-Ibu sekalian. Karena tidak bisa kita seketika selesaikan semua itu ya,” katanya.
Presiden berjanji akan terus memantau dan memerhatikan penanganan dan pemulihan pascabencana.
“Saya minta maaf karena Presiden RI tidak punya tongkat Nabi Musa, tapi kita akan bekerja keras untuk bantu saudara-saudara sekalian,” katanya.
Prabowo pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak, seperti pemerintah daerah, TNI, dan Polri yang berperan dalam menyalurkan bantuan dan memulihkan kondisi pascabencana. Ia memastikan warga tak akan menghadapi kesulitan sendiri.
“Terima kasih Pak Bupati, Wakil Bupati. Saya terima kasih semua Kepala Dinas di provinsi. Terima kasih Pak Gubernur dan semua jajarannya. Saya terima kasih Panglima TNI dan Kapolri, pasukan yang turun semua. Menteri-menteri turun semua, kita akan bersama dengan bapak-bapak, ibu-ibu semua tidak sendiri, kita akan bersama,” pungkasnya. (*)





