FAJAR, JAKARTA — Polemik ban kapten Timnas Indonesia kembali memanas setelah pemain kebanggaan Sulsel, Asnawi Mangkualam Bahar, buka suara dan meluruskan pernyataan anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga. Persoalan yang awalnya tampak sepele kini berubah menjadi sorotan nasional, bahkan membuat Asnawi—yang selama ini diam—turun tangan memberikan klarifikasi langsung.
Masalah bermula dari komentar Arya yang menyebut bahwa seharusnya Jay Idzes yang mengenakan ban kapten ketika Timnas Indonesia melawan Tiongkok pada Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pernyataan ini kemudian menimbulkan persepsi seakan-akan Asnawi mengambil alih posisi kapten tanpa komunikasi yang benar.
Komentar Arya itu kemudian memicu reaksi keras dari Asnawi. Melalui unggahan Instastory, pemain Port FC tersebut menyatakan keberatannya dan menegaskan bahwa informasi yang disampaikan Arya tidak sesuai dengan keputusan internal tim.
Asnawi: “Saya Hanya Jalankan Instruksi Pelatih”
Dalam pesan yang ia unggah, Asnawi tidak ingin publik tersesat oleh narasi yang beredar. Ia menegaskan bahwa keputusan siapa yang memakai ban kapten bukan keinginannya pribadi, melainkan hasil instruksi dan diskusi tim pelatih sebelum pertandingan.
Asnawi bahkan meminta asisten pelatih dan penerjemah Shin Tae-yong, Jeong Seok Seo (Jeje), untuk memberikan klarifikasi agar masalah tidak melebar. Menurutnya, sangat penting bagi publik mengetahui alur keputusan sebenarnya, bukan sekadar opini atau pernyataan tambahan yang tanpa konteks.
Unggahan Asnawi itu langsung menarik perhatian suporter karena selama ini ia dikenal sebagai pemain yang jarang bereaksi terhadap isu eksternal. Fakta bahwa ia sampai bicara, memperlihatkan betapa seriusnya ia menilai pernyataan Arya.
Jeje Pernah Ungkap Fakta Berbeda: Jay Idzes Justru Tunjuk Asnawi
Menariknya, klarifikasi Asnawi tersebut sejalan dengan penjelasan Jeje yang pernah diungkapkan di sebuah podcast. Jeje pada saat itu menjelaskan bahwa Jay Idzes sebenarnya sudah ditawari peran kapten untuk laga melawan Tiongkok.
Namun, respons Jay justru penuh respek. Bek Sassuolo itu mengatakan bahwa Asnawi lebih layak menjadi pemimpin di lapangan, dan ia sendiri yang menyarankan agar ban kapten diserahkan kepada pemain asal Makassar tersebut.
Dengan demikian, keputusan itu bukan hanya keputusan pelatih, tetapi juga bentuk kepercayaan dari rekan setim.
Fakta ini bertolak belakang dengan kesan yang muncul setelah pernyataan Arya Sinulingga. Komentar Arya membuat publik mengira terjadi ketidaksepakatan internal atau bahkan bahwa ban kapten “direbut” oleh Asnawi. Padahal kenyataannya keputusan tersebut sudah melalui mekanisme internal yang jelas.
Federasi Belum Klarifikasi, Polemik Makin Melebar
Hingga berita ini diturunkan, PSSI belum memberikan tanggapan lanjutan mengenai klarifikasi dari Asnawi. Sikap diam federasi membuat isu ini terus berkembang di media sosial, dengan publik menuntut agar PSSI tidak mengaburkan pengambilan keputusan di internal timnas.
Pernyataan Arya bahkan dianggap oleh banyak pihak sebagai pernyataan yang prematur dan berpotensi merusak harmonisasi antara pemain dan federasi. Tidak sedikit pendukung Timnas Indonesia yang menilai harusnya PSSI fokus pada stabilitas tim, bukan mengomentari hal-hal teknis yang sudah diatur pelatih.
Asnawi Jaga Stabilitas, Minta Publik Tidak Salah Paham
Dalam klarifikasinya, Asnawi mengaku tidak ingin polemik ini memperkeruh suasana. Ia hanya ingin publik mengetahui bahwa tidak ada perebutan atau konflik terkait ban kapten. Semua berjalan sesuai struktur internal.
“Saya hanya menjalankan instruksi pelatih,” demikian kurang lebih inti pesan Asnawi.
Langkah Asnawi ini mendapat banyak dukungan dari fans sepak bola Indonesia, terutama dari mayoritas pendukung yang ingin suasana tim tetap sehat menjelang agenda internasional berikutnya.




