BNPB menjelaskan kondisi terkini di Kabupaten Aceh Tamiang dan Bener Meriah, dua daerah yang paling terdampak banjir dan longsor di Aceh. Mereka masih membutuhkan logistik hingga tenda.
"Di Aceh Tamiang itu kecamatan terdampak ada 12 kecamatan. Kemarin saya sampaikan bahwa pusat pengungsian terpadu ini akan berbasis kecamatan," kata Kepala Pusdatinkom BNPB Abdul Muhari dalam jumpa pers virtual, Jumat (12/12).
"Jadi mungkin akan ada 5 hingga 10 titik pengungsian terpadu per kecamatan."
Kata dia, tenda-tenda pengungsian masih dibutuhkan karena masyarakat kehilangan rumah tinggal.
"Saat ini dukungan logistik tenda yang sudah kita salurkan ke Aceh Tamiang—tentu saja yang paling membutuhkan, mungkin yang paling terdampak seperti kita lihat dari dokumen visual—ini sudah disalurkan 30 tenda peleton, basis dari titik pengungsian terpadu, dan 984 tenda keluarga," urainya.
"Nah, dari 30 tenda peleton ini, itu sudah tergelar 8 tenda di 8 kecamatan. Ini Kecamatan Rantau, Kejuruan Muda, Karang Baru, Kota Kualasimpang, Sekerak, Tamiang Hulu, Tenggulun, dan Bandar Pusaka. Per sore ini, itu sudah digunakan di 6 kecamatan," sambung dia.
BNPB akan terus menambah dan mendistribusikan tenda. Sebab, pengungsi masih terus bertambah. "Sedangkan tenda keluarga itu sudah tersalur di 12 kecamatan dan yang tergelar itu tidak kurang dari 664 tenda keluarga. Tentu saja ini akan terus kita distribusikan," katanya.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5440202/original/050322400_1765425531-MBG_Tabrak.jpeg)