Perekonomian nasional diyakini akan tetap tangguh meski ekonomi global menghadapi ketidakpastian. Di tengah meningkatnya ketegangan politik dan memanasnya perang dagang, kinerja ekonomi Indonesia dinilai masih menunjukkan arah positif.
Ekonom sekaligus Policy and Program Director Lembaga Riset Prasasti, Piter Abdullah, menilai ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat. Hal ini ditopang oleh konsumsi domestik yang stabil serta berbagai program prioritas pemerintah, mulai dari Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih.
Ia menambahkan, dengan dukungan kedua program tersebut, perekonomian nasional berpotensi tumbuh hingga 6 persen tahun depan, asalkan seluruh otoritas baik fiskal maupun moneter dapat bersinergi dan menjalankan kebijakannya secara optimal.
“Bisa lho. Jangankan 6 persen, lebih dari 6 persen pun bisa. Tapi apa yang akan kita kerjakan di tahun depan itu yang akan menentukan,” kata Piter kepada kumparan, dikutip Jumat (12/12).
Piter pun yakin jika seluruh program yang sedang dijalankan pemerintah saat ini bisa dilakukan secara konsisten, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 persen seperti yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto pada 2029.
“Tapi sekali lagi, programnya yang tepat dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, termasuk MBG dan Koperasi Merah Putih,” sebut Piter.
Optimisme mengenai peluang pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen juga disampaikan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Meski pemerintah dalam APBN 2026 menargetkan pertumbuhan tahun depan sebesar 5,4 persen, Purbaya melihat berbagai program yang telah berjalan saat ini dapat mendorong ekonomi tumbuh lebih cepat.
“Tahun depan saya harapkan, saya perkirakan akan tumbuh lebih cepat lagi, mungkin di kisaran 6 persen. Jadi kelihatannya kalau kebijakan yang sekarang dijalankan terus dengan baik, kita berada di arah yang benar,” kata Purbaya.
Pertumbuhan Ekonomi Diyakini Bisa Tembus 8 PersenPresiden Prabowo kerap menyampaikan keyakinannya bahwa ekonomi Indonesia dapat tumbuh hingga 8 persen dalam beberapa tahun masa pemerintahannya.
Optimisme tersebut didasarkan pada berbagai inisiatif pemerintah yang dianggap mampu menggerakkan perekonomian masyarakat, seperti program MBG dan Kopdes Merah Putih. Prabowo menilai MBG tidak hanya bertujuan meningkatkan asupan gizi anak, tetapi juga berpotensi menciptakan banyak lapangan kerja baru di berbagai wilayah.
“Saya pikir 8 persen sangat mungkin dicapai. Seperti yang telah saya sampaikan, misalnya, bahkan dengan program makan gratis ini, kita menciptakan 1,5 juta lapangan kerja secara langsung,” ujar Prabowo dalam acara Forbes Global CEO di Hotel St.Regis Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, satu dapur MBG rata-rata menyerap sekitar 50 tenaga kerja yang dibagi dalam dua hingga tiga shift operasional. Setiap dapur juga ia perkirakan dapat memunculkan sekitar 15 pelaku usaha lokal baru, di mana masing-masing usaha merekrut lima hingga 15 pekerja.
“Dan itu belum termasuk (program) 81.000 koperasi, di situ kita hitung kita juga akan menciptakan setidaknya 15 lapangan kerja lagi,” kata Prabowo.
Lebih lanjut, kontribusi program MBG mulai tercermin dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, menyampaikan MBG telah ikut mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04 persen pada periode tersebut.
Edy menuturkan, program ini memberi dorongan signifikan pada sektor riil, terlihat dari pertumbuhan sektor pertanian yang mencapai 6,51 persen akibat meningkatnya permintaan daging ayam dan telur seiring meluasnya distribusi makanan bergizi. Sub-sektor tanaman pangan juga tumbuh kuat, naik 9,94 persen, didorong produktivitas yang lebih baik dan bertambahnya luas panen padi yang memperkuat ketahanan pasokan.
Dampak MBG turut menyebar ke sektor industri dan konsumsi. Industri makanan dan minuman meningkatkan produksinya sehingga pertumbuhan sektor mencapai 6,49 persen. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tetap solid dengan pertumbuhan 4,89 persen dan kontribusi 53,14 persen terhadap PDB.
Program MBG ini juga memberi efek pada ekonomi digital, tercermin dari kenaikan transaksi e-commerce sebesar 6,19 persen secara kuartalan, seiring makin banyak UMKM pangan yang memanfaatkan platform daring sebagai saluran distribusi untuk mendukung pelaksanaan MBG.
Prediksi IMF hingga World BankDana Moneter Internasional (IMF) menjadi lembaga pertama yang memperbarui proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2025 yang dirilis Rabu (15/10).
Dalam pembaruan tersebut, IMF menaikkan perkiraan pertumbuhan Indonesia menjadi 4,9 persen untuk tahun 2025 dan 2026, sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi Juli 2025 yang berada pada level 4,8 persen.
“Proyeksi staf IMF didasarkan pada anggaran terbaru, dengan melakukan ekstrapolasi menggunakan PDB nominal yang diproyeksikan (dan komponen-komponennya sesuai kebutuhan) serta penerapan pertimbangan untuk mencerminkan kebijakan pengeluaran dan pendapatan pemerintah dalam jangka menengah,” tulis IMF dalam laporannya, dikutip Jumat (12/12).
Selain IMF, Bank Dunia juga mengemukakan pandangan positif terkait prospek ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik yang dinilai masih mencatat pertumbuhan yang kuat, meski memerlukan penguatan kebijakan untuk menjaga ketahanan jangka panjang.
Dalam laporan East Asia and the Pacific Economic Update (EAP) edisi Oktober 2025, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 4,8 persen pada 2025 dan 2026, dengan rata-rata pertumbuhan 2024–2026 diproyeksikan mencapai 5,1 persen per tahun.





