Pantau - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), menyatakan perlunya pemasangan fondasi berupa dinding batu pembatas di sejumlah titik jalan alternatif Banjarbaru–Batulicin yang rawan longsor dan banjir.
Rawan Bencana, Jalan Strategis Butuh PerlindunganPernyataan tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Banjar, Yayan Daryanto, pada Jumat, usai banjir dan tanah longsor yang terjadi di Desa Kahelaan, Kabupaten Banjar, pekan sebelumnya.
"Kemarin itu curah tinggi menyebabkan banjir di jalan alternatif, genangan air terlihat seperti banjir bandang. Yang terakhir tanah longsor menutup akses jalan alternatif, sempat menimbulkan kemacetan karena kendaraan tidak bisa melintas", ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa meski bencana hidrometeorologi sudah ditangani, sejumlah titik tetap memerlukan dinding batu, terutama di area yang berdekatan dengan bukit.
Beberapa sisi jalan disebut tidak memiliki pohon besar yang dapat menahan struktur tanah, sehingga sangat rentan terhadap longsor ketika hujan turun.
"Untungnya di titik bencana itu tidak ada penduduk, sehingga tidak ada korban jiwa. Hanya saja sempat mengganggu lalu lintas di jalan strategis itu", ia mengungkapkan.
Jalan tersebut merupakan penghubung penting antara Banjarbaru dan Batulicin, Tanah Bumbu, yang sempat menjadi sorotan masyarakat saat bencana terjadi.
Mitigasi dan Kewenangan Penanganan BencanaYayan menekankan pentingnya mitigasi bencana, mengingat curah hujan tinggi diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir Januari 2026 berdasarkan laporan BMKG.
"Memang untuk mitigasi bencana secara struktural, ini menjadi kewenangan provinsi secara wilayah dan kawasan, apalagi kalau masuk kawasan hutan tentu kewenangan utama di provinsi", jelasnya.
Secara geografis, wilayah tersebut berada di Kabupaten Banjar, namun mitigasi struktural tetap menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi.
BPBD Banjar juga terus membangun sinergi antar pemangku kepentingan agar penanganan bencana bisa dilakukan secara komprehensif.
Sebagai bagian dari langkah mitigasi jangka panjang, pemerintah daerah sedang mengoptimalkan pembangunan Riam Kiwa di Kabupaten Banjar.
Riam Kiwa dirancang untuk menampung debit air yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor saat intensitas hujan tinggi.
"Dengan kejadian itu kami akan pantau secara berkala. Kami siaga darurat bencana hidrometeorologi sampai 31 Januari 2025", tegas Yayan.

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5442513/original/012446300_1765540937-20251212BL_Timnas_Indonesia_U-22_Vs_Myanmar_SEA_Games_2025-13.jpg)


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5443021/original/059641700_1765613354-4.jpg)