Kerusuhan pecah di depan Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan pada Selasa (11/12) malam. Sejumlah lapak UMKM dibakar oleh massa perusuh.
Kasus bermula dari dua orang mata elang (matel) atau debt collector dikeroyok hingga tewas oleh 6 oknum anggota Yanma Polri. Rekan-rekan matel itu pun tak terima dan merusuh hingga menyerang lapak UMKM di sekitar lokasi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menyebut alasan para perusuh itu membakar lapak UMKM karena mengira pelaku pengeroyokan ke temannya adalah warga sekitar.
“Jadi dari pihak matel menduga pelaku adalah warga sekitar,” ucap Budi kepada wartawan, Sabtu (13/12).
Selain itu, mereka juga kesal karena para warga membiarkan temannya dikeroyok hingga tewas.
“Dan ada rasa kekesalan dengan warga yang membiarkan saat rekannya dikeroyok,” ucap Budi.
Kini, Budi menyebut Polda Metro Jaya masih melakukan pendalaman terkait pelaku-pelaku pembakaran tersebut. Belum ada pelaku yang diamankan menurut Budi.
“Masih kita dalami, saat ini warga sekitar lokasi masih trauma dengan kejadian tersebut,” ucap Budi.
Terkait bantuan atau ganti rugi untuk para pengusaha UMKM yang lapaknya dibakar, Budi menyebut hal itu masih dibahas.
“Masih dalam pembahasan untuk mencari langkah konkret terhadap warga yang menjadi korban dalam insiden Kalibata,” tandas Budi.
Adapun kini 6 anggota Yanma Polri yang mengeroyok Matel hingga tewas sudah ditetapkan sebagai tersangka dan akan menjalani sidang etik.




