Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan investasi asal Jepang, Sumitomo Corp., akan menanamkan investasi senilai 200 miliar yen atau setara dengan US$1,3 miliar (estimasi Rp21.776 triliun) pada sejumlah proyek pembangkit listrik energi terbarukan di India. Langkah ini diambil untuk memanfaatkan pesatnya pertumbuhan permintaan listrik dari pengguna industri berskala besar.
Mengutip Bloomberg, dana investasi tersebut akan disalurkan melalui perusahaan patungan antara Sumitomo dan perusahaan India, AMPIN Energy Transition, dengan target pengembangan proyek berkapasitas total 2 gigawatt (GW) hingga akhir tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2028, ujar juru bicara Sumitomo. Rencana ini pertama kali dilaporkan oleh harian Nikkei.
India, yang hingga kini masih bergantung pada bahan bakar fosil untuk sekitar tiga perempat dari total pembangkit listriknya, perlu mempercepat pemasangan energi terbarukan guna mencapai target emisi nol bersih pada 2070.
Baca Juga
- Harga Baterai Diramal Turun pada 2026, Mobil Listrik Berpotensi Lebih Murah
- Investasi Energi Hijau China di Luar Negeri Tembus Rp1.341 Triliun, Indonesia Destinasi Utama
- METI Kritisi Program PLTS 100 GW, Biaya Produksi Listrik Bisa Melonjak
Sumitomo sebelumnya memperkirakan pada 2024 bahwa pasar perjanjian jual beli listrik korporasi (corporate power purchase agreement/PPA) di negara Asia Selatan tersebut akan tumbuh dari 12 GW pada 2023 menjadi 100 GW pada akhir dekade ini.
Sumitomo juga telah mengamankan sekitar 10 perjanjian PPA dengan perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di India. Dalam struktur kemitraan tersebut, Sumitomo menguasai 49% saham AMPIN C&I Power Private Limited, sementara sisanya dimiliki oleh AMPIN Energy.


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5442965/original/002754000_1765610022-49529.jpg)


/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fphoto%2Fori%2F2023%2F02%2F28%2F7967e95b-a662-4ecd-9913-96c8be7d011c.jpg)