Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) dan Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk memperkuat kompetensi tenaga kerja di sektor teknologi keuangan dan pendanaan startup.
Sekretaris Jenderal Aftech Firlie Ganinduto menyampaikan penandatanganan MoU tersebut dimaksudkan untuk membangun talenta digital yang lebih kompetitif dan siap menghadapi persaingan global.
“Indonesia diproyeksikan membutuhkan lebih dari 9 juta tenaga kerja digital pada 2030, sementara ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai US$366 miliar di tahun yang sama,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Sabtu (13/12/2025).
Sebab itu, dia menilai ketersediaan tenaga profesional yang terampil, terutama di sektor fintech, venture capital, dan inovasi keuangan digital menjadi faktor kunci agar Indonesia mampu bersaing di tingkat regional dan global.
Baginya, saat ini dunia fintech berkembang sangat cepat dan kualitas talenta tentu menentukan keberlanjutan industri.
Dengan demikian, lanjut Firlie, kerja sama ini adalah komitmen untuk memastikan tersedianya kurikulum pelatihan dan sertifikasi profesional yang relevan dengan kebutuhan industri dan selaras dengan standar internasional.
Baca Juga
- Daftar 95 Pinjol Resmi OJK Desember 2025, Dijamin Aman
- Fraud Hantui Industri Fintech, Aftech Resmikan Kode Etik Terintegrasi 2025
- Setoran Pajak Digital dari Kripto, Fintech Cs Rp43,75 Triliun, Siapa Sumber Terbesar?
“MoU ini menjadi landasan bagi kedua asosiasi untuk merancang program pelatihan terakreditasi, menyusun kurikulum yang relevan dengan perkembangan industri, serta memfasilitasi sertifikasi profesi guna meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia, baik di tingkat nasional maupun global,” jelas Firlie.
Tak sampai di situ, dia menyebut kerja sama ini turut mencakup penguatan tata kelola, manajemen risiko, responsible investment, penyelenggaraan masterclass akselerasi startup, publikasi bersama, serta kegiatan promosi investasi di sektor teknologi finansial dan venture capital.
Sementara itu, Ketua Amvesindo Eddi Danusaputro mengklaim bahwa kebutuhan talenta di sektor venture capital dan startup semakin kompleks.
Dia menyebut investor saat ini tidak hanya mencari startup dengan pertumbuhan cepat, tetapi juga tim yang memahami governance, keberlanjutan, serta kesiapan ekspansi global.
“Melalui MoU ini, kami ingin membantu menciptakan talenta dan founder yang lebih siap menghadapi kebutuhan pasar global, mulai dari fundraising, pengelolaan risiko, sampai kesiapan tata kelola untuk scale-up,” tutur Eddi.



