Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membentuk tim pencari fakta. Tim ini dibuat untuk menelusuri dugaan sabotase terhadap platform Digdaya NU.
Pembentukan tim ini menjadi salah satu bahasan dalam rapat gabungan jajaran Syuriyah dan Tandfidziyah yang digelar di kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (13/12).
"Iya, tadi sempat dibahas di rapat kita. Kita telah membentuk tim investigasi yang melibatkan ahli IT ya," kata Wasekjen PBNU, Imron Rosyadi Hamid, dalam jumpa pers usai rapat.
Imron mengatakan, ada dua orang ahli IT yang turut dilibatkan dalam tim tersebut. Namun, dia belum merinci sosoknya.
"Tim investigasi itu akan mencari dan menginvestigasi siapa yang melakukan sabotase terhadap Digdaya kita," ungkap dia.
Dia menjelaskan, sejak 21 November lalu, sudah terjadi serangkaian anomali di tubuh PBNU. Mulai dari sabotase hingga upaya penghilangan hak pengesahan Rais Aam PBNU.
"Bayangkan, pemimpin tertinggi di NU itu hak stamping-nya dihilangkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab," papar Imron.
"Nah ini kita mau investigasi, dan nanti tim akan bekerja secepatnya dan melaporkan hasilnya pada Rais Aam," sambungnya.
Namun demikian, belum dibeberkan detail dampak dari dugaan sabotase tersebut.
Dikutip dari lamannya, Digdaya NU adalah platform inovatif yang menghubungkan dan memberdayakan seluruh ekosistem data NU dan layanan jamaah. Kami berdedikasi untuk menciptakan solusi digital yang memudahkan akses dan pengelolaan informasi bagi seluruh anggota dan organisasi NU.



/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fphoto%2Fori%2F2023%2F02%2F28%2F7967e95b-a662-4ecd-9913-96c8be7d011c.jpg)
