RUMAH Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) mengambil langkah konkret untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global melalui inisiatif wisata medis. Komitmen ini dideklarasikan dalam kegiatan Business Matching bertajuk Transforming Indonesian Healthcare: From Collaboration to Global Recognition, yang digelar di Menara Peninsula Hotel, Jakarta, Selasa (9/12).
Acara ini secara khusus dirancang untuk membangun ekosistem wisata medis yang kuat, mempertemukan berbagai pemangku kepentingan utama, mulai dari lintas kementerian, rumah sakit vertikal, pelaku industri kesehatan, asuransi, perbankan, hingga mitra perjalanan. Forum ini sekaligus menjadi upaya percepatan agar layanan kesehatan nasional memiliki daya saing yang tinggi di pasar global.
Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, Dr. dr. Iwan Dakota, Sp.JP(K), MARS, menjelaskan bahwa penyelenggaraan forum ini merupakan respons strategis atas meningkatnya kebutuhan layanan medis berkualitas internasional.
“RS Harapan Kita telah lama menjadi pusat rujukan nasional untuk kasus kardiovaskular dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Dengan kapasitas tersebut, kami menilai Indonesia memiliki peluang besar untuk tidak hanya merawat pasien domestik, tetapi juga menjadi tujuan bagi pasien mancanegara,” ujarnya.
Menurutnya, Indonesia memiliki modal yang sangat potensial untuk bersaing, yaitu kombinasi antara kompetensi tenaga medis, fasilitas kesehatan yang terus berkembang, dan kekuatan pariwisata nasional.
Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Strategi Layanan RSJPDHK, Dr. drg. Maya Marinda Montain, M.Kes, menegaskan bahwa RSJPDHK berkomitmen penuh terhadap standardisasi layanan dan pengembangan jejaring global.
“Dengan pengalaman panjang dan kompetensi unggulan dalam layanan kardiovaskular, kami berkomitmen menjadi rujukan regional bagi pasien dalam dan luar negeri,” ungkapnya.
Persiapan intensif menuju pengembangan wisata medis telah dilakukan, meliputi peningkatan kualitas layanan, digitalisasi sistem pasien internasional, serta penguatan fasilitas intervensi kardiovaskular berstandar tinggi.
Dr. Maya Marinda menekankan bahwa penguatan sektor wisata medis tidak bisa dilakukan secara parsial oleh rumah sakit semata. Sinergi lintas sektor sangat penting untuk mempercepat kesiapan Indonesia.
“Regulasi, pendanaan, diplomasi kesehatan, dan promosi menjadi bagian penting yang hanya dapat dicapai melalui kolaborasi,” imbuhnya.
Penyelenggaraan Business Matching ini menjadi titik tolak yang penting. Dengan fondasi kompetensi klinis yang kuat, dukungan kebijakan, serta potensi destinasi wisata nasional, Indonesia memiliki peluang besar untuk segera masuk dalam peta wisata medis internasional.
RSJPDHK menyatakan akan terus melanjutkan pengembangan jejaring, standardisasi, dan promosi internasional, khususnya menjadikan Indonesia sebagai destinasi utama wisata medis kardiovaskular. (Z-1)



