Kaltim Masuk Dua Besar Ketahanan Pangan Nasional 2025

bisnis.com
7 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Kalimantan Timur diklaim berhasil menduduki posisi kedua dalam indeks ketahanan pangan nasional dengan capaian 80,82 poin pada 2025. 

Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji menyatakan produksi beras daerah ini tercatat mengalami lonjakan signifikan mencapai 155.500 ton, atau naik 13.350 ton sebesar 9,19% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Seiring dengan itu, luas panen padi juga menunjukkan tren positif dengan ekspansi hingga 66.660 hektare, atau bertambah 5,74% dari periode 2024.

"Ketahanan pangan yang tinggi merupakan manifestasi konkret bahwa Kalimantan Timur memiliki kapasitas dalam mengatur, mendistribusikan, dan memproduksi komoditas pangan strategis," ujarnya dalam pembukaan Pertemuan Pendayagunaan Penyuluh Pertanian Dalam Rangka Percepatan Swasembada Pangan Tahun 2025 di Aula Gelora Kadrie Oening Tower Sempaja, Samarinda, Jumat (12/12/2025).

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Namun, Seno menegaskan pencapaian swasembada pangan, khususnya beras masih dihadapkan pada sejumlah hambatan struktural yang memerlukan perhatian serius dari seluruh pemangku kepentingan sektor pertanian.

"Peningkatan produksi beras hingga 158.500 ton menggambarkan dedikasi luar biasa dari petani dan komitmen pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan," tegas Seno.

Baca Juga

  • Harga Pangan Hari Ini Sabtu (13/12): Beras, Cabai, Bawang hingga Telur Turun
  • BPS: Pergerakan Harga Bahan Pangan Masih di Batas Aman
  • Jelang Nataru, Neraca Pangan 2025 di Kabupaten Malang Relatif Aman

Lebih lanjut, orang nomor dua di Kaltim itu merinci berbagai tantangan yang menghadang upaya pembangunan pertanian berkelanjutan. 

Perubahan iklim dan bencana alam disebut sebagai ancaman utama yang berpotensi memicu kegagalan panen dan kelangkaan pangan. 

Di sisi lain, dinamika ekonomi global turut memberikan tekanan melalui fluktuasi harga komoditas pangan lokal yang kerap memicu inflasi.

Kemudian, kendala teknis seperti keterbatasan lahan dan sumber daya air, infrastruktur yang belum memadai, serta pertambahan populasi yang melampaui kapasitas lahan produktif juga menjadi catatan penting. 

Tidak ketinggalan, aspek sumber daya manusia mencakup jumlah petani, keberadaan penyuluh pertanian, serta lemahnya kelembagaan dinilai berpengaruh signifikan terhadap keberlanjutan sektor pertanian provinsi.

"Yang tak kalah krusial adalah persoalan sumber daya manusia pertanian, baik dari segi kuantitas petani, penyuluh, maupun kapasitas kelembagaan yang masih memerlukan penguatan untuk menopang pembangunan pertanian Kalimantan Timur," pungkasnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
KemenPPPA Pastikan Ibu Hamil di Pengungsian Bencana Sumatera Dapat Perhatian Khusus
• 18 jam lalukompas.com
thumb
Geger, Sekolah Pakai Dana BOS untuk Beli Tiket Konser Dewa 19, Pemkab Brebes sampai Turun Tangan
• 2 jam lalugrid.id
thumb
Tim Medis Pemprov Sulsel Jadi Garda Terdepan Penanganan Korban Banjir Aceh
• 5 jam laluharianfajar
thumb
SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Tersingkir, Zainudin Amali Harus Tanggung Jawab
• 8 jam lalugenpi.co
thumb
Lonjakan Dramatis! Kontingen Indonesia Salip Vietnam di Klasemen Medali SEA Games 2025
• 15 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.