Penulis: Fityan
TVRINews – Rhode Island, AS
Suspek Masih Buron, Brown University Terapkan Lockdown
Insiden penembakan terjadi di Brown University, sebuah kampus bergengsi di Amerika Serikat (AS), pada Sabtu 13 Desember 2025 sore waktu setempat, telah merenggut nyawa dua orang dan menyebabkan sembilan lainnya terluka. Pihak berwenang saat ini masih memburu pelaku, sementara kampus terpaksa menerapkan protokol keamanan ketat.
Wali Kota Providence, Rhode Island, Brett Smiley, mengonfirmasi kabar duka ini dalam konferensi pers, menjelaskan bahwa dua individu tewas dan delapan lainnya berada dalam kondisi kritis namun stabil di Rhode Island Hospital.
“Saya dapat mengonfirmasi bahwa ada dua individu yang meninggal sore ini, dan delapan lainnya dalam status kritis, meskipun stabil, di Rhode Island Hospital,” kata Smiley.
Ia menambahkan bahwa angka tersebut merupakan jumlah korban yang diketahui sejauh ini, namun dapat berubah mengingat penyelidikan masih dalam tahap awal. Smiley menolak mengidentifikasi korban, menekankan bahwa investigasi sedang berlangsung jelasnya kepada AFP.
Penembakan terjadi saat ujian akhir semester sedang berlangsung di kampus Ivy League tersebut. Pihak berwenang Rhode Island mendeskripsikan pelaku sebagai seorang pria berpakaian serba hitam yang melarikan diri dari lokasi kejadian dengan berjalan kaki. Hingga berita ini diturunkan, belum ada senjata yang berhasil ditemukan.
Protokol Darurat dan Perburuan Pelaku
Menurut Smiley, pemimpin universitas mengetahui adanya penembakan sekitar pukul 16:05 waktu setempat (21:05 GMT), setelah adanya panggilan darurat 911.
Sekitar 17 menit setelah panggilan 911 pertama, Brown University mengeluarkan pembaruan darurat pertama, mengumumkan adanya pria bersenjata di dekat gedung teknik dan fisika Barus dan Holley. “Kunci pintu, senyapkan ponsel, dan tetap bersembunyi hingga ada pemberitahuan lebih lanjut,” demikian bunyi pembaruan tersebut.
Universitas juga mengingatkan komunitasnya untuk mengikuti pedoman darurat standar: “LARI, jika Anda berada di lokasi yang terkena dampak, evakuasi dengan aman jika Anda bisa; SEMBUNYI, jika evakuasi tidak memungkinkan, cari perlindungan; LAWAN, sebagai upaya terakhir, ambil tindakan untuk melindungi diri Anda sendiri.”
Kepala Polisi Providence, Timothy O’Hara, menyatakan bahwa petugas penegak hukum segera menyisir gedung teknik tersebut, tetapi tidak menemukan tersangka.
“Mereka melakukan pencarian sistematis di gedung itu. Namun, tidak ada tersangka yang ditemukan saat itu,” ujar O’Hara. Ia menambahkan bahwa tidak jelas bagaimana tersangka masuk, tetapi ia keluar menuju Hope Street. Insiden ini kemudian berlanjut dengan laporan tembakan sekitar pukul 17:27 waktu setempat (22:27 GMT) di dekat Governor Street, sekitar dua blok dari lab teknik dan fisika.
Presiden universitas, Christina Paxton, dalam sebuah pernyataan tertulis, mengungkapkan kesedihan mendalam. “Ini adalah hari yang kami harap tidak akan pernah datang ke komunitas kami. Ini sangat menghancurkan bagi kita semua,” katanya. Paxton mendesak agar kampus tetap waspada dan mematuhi protokol lockdown.
Kekerasan Senjata di Kampus AS
Insiden ini terjadi hanya empat hari setelah penembakan besar lainnya di kampus Kentucky State University, yang menewaskan satu mahasiswa. Insiden berdarah di lingkungan akademik ini menggarisbawahi tren kekerasan senjata yang telah mengubah pengalaman pendidikan di AS.
Koresponden Al Jazeera, Patty Culhane, dari Maryland, menyoroti realitas ini.
“Inilah realitas kehidupan di Amerika. Mulai dari siswa kelas satu, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, hingga mahasiswa di perguruan tinggi, mereka melakukan latihan penembak aktif. Jadi mereka tahu bagaimana melakukan ini,” kata Culhane, mengutip slogan keselamatan sekolah yang populer: "Hindari. Tolak. Pertahankan."
• Hindari berarti menjauhi bahaya.
• Tolak berarti mencari tempat berlindung, menjauh dari pandangan, dan membuat barikade jika evakuasi tidak mungkin.
• Pertahankan adalah langkah terakhir jika tidak ada pilihan lain selain membela diri.
Lembaga nirlaba Gun Violence Archive mencatat setidaknya 389 insiden penembakan massal – insiden dengan empat atau lebih korban luka atau tewas, tidak termasuk pelaku – di AS sepanjang tahun ini. Sementara Everytown for Gun Safety melaporkan 154 insiden senjata api di kampus sekolah pada tahun 2025, yang mengakibatkan 49 kematian dan 135 cedera.
Saat ini, FBI dan Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms and Explosives (ATF) telah bergabung dengan penegak hukum setempat dalam penyelidikan.
Gubernur Dan McKee, yang telah menghubungi Gedung Putih, menyampaikan dukungannya. “Hal yang tak terpikirkan telah terjadi,” kata McKee. “Doa kami menyertai mereka yang terkena dampak oleh ini dengan cara apa pun.”
Presiden AS, Donald Trump, juga memposting di platform daringnya, Truth Social, setelah sempat mencabut unggahan sebelumnya yang salah melaporkan penangkapan tersangka. “Saya telah diberi pengarahan tentang penembakan yang terjadi di Brown University di Rhode Island. Betapa mengerikan hal itu,” tulis Trump.
Walikota Smiley mendorong komunitas untuk saling mendukung seraya kota berjuang mengatasi dampak tragedi ini. “Ini akan menjadi sisa hari yang sulit, minggu dan bulan yang sulit ke depan saat komunitas ini menyembuhkan diri,” katanya.
Editor: Redaktur TVRINews




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5439086/original/004588600_1765348300-Screenshot_2025-12-10_132424.png)
