jpnn.com, JAKARTA - Tokoh Nahdlatul Ulama, Herry Haryanto Azumi, menyampaikan keprihatinannya atas konflik yang terjadi di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Hal itu ia sampaikan disela diskusi publik dan konferensi pers Gerakan Kebangkitan Baru Nahdlatul Ulama di Sofyan Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (12/12/2025).
BACA JUGA: Gus Salam: Muktamar Luar Biasa Bisa Mengatasi Kegaduhan PBNU
Herry menegaskan bahwa NU adalah organisasi yang lahir dari ulama dan tidak dapat meninggalkan peran ulama dalam setiap prosesnya. Namun, sebagai organisasi besar, NU juga tidak terlepas dari dinamika internal.
“Kami pastinya prihatin dengan adanya konflik di tubuh PBNU, karena kami yakin NU itu adalah ulama, NU tidak bisa meninggalkan ulama, tapi NU adalah organisasi, inilah terjadi komplekstasi yang harus kita terima,” ujar salah satu Inisiator Gerakan Kebangkitan Baru NU ini.
BACA JUGA: PKB Wajib Muktamar Luar Biasa Jika Cak Imin Tidak Laku di Pilpres 2024
Ia menekankan pentingnya orientasi pada solusi untuk meredakan ketegangan di internal PBNU. Menurutnya, banyak kiai dan tokoh NU yang menyerukan agar organisasi kembali ke jalur konstitusional.
“Artinya apa, harus berorientasi pada solusi, bagaimana bisa keluar dari situasi yang membuat semua secara emosi menjadi haru biru, banyak kiai yang menyatakan keprihatinannya, banyak tokoh yang menginginkan ayo kembali ke jalan yang benar,” kata Herry.
BACA JUGA: Kiai Maman Angkat Bicara Merespons Isu Muktamar Luar Biasa PKB, Kalimatnya Tegas
Ketua PP ISNU bidang Investasi ini juga memandang bahwa perbedaan pendapat dalam organisasi harus diselesaikan melalui mekanisme resmi. Karena itu, ia menilai wacana islah hanya dapat berjalan baik jika dilakukan secara konstitusional.
“Tentunya hari ini banyak harapan daripada ulama untuk terjadinya islah, lalu islah yang bagaimana, yaitu islah yang konstitusional,” tegasnya.
Herry juga menyinggung pandangan eks Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, yang sebelumnya menyebut adanya jalan tengah untuk meredakan konflik, yaitu melalui muktamar luar biasa.
“Kalau Kiai Ma'ruf (Amin) kemarin bilang ada jalan tengah, yaitu muktamar luar biasa, karena dengan muktamar inilah akan menjaga organisasi, bisa menjaga nama baik para ulama dan menjaga nama baik para pemimpin tanpa adanya keraguan di dalamnya,” ucapnya.
Menurut Herry, muktamar menjadi forum tabayun terbaik karena diakui secara konstitusional untuk menyelesaikan polemik. Namun, mengenai waktu pelaksanaannya, ia menyerahkan sepenuhnya kepada ulama.
“Kapan waktunya, saya ingin melihat para ulama seperti apa, ada yang bilang secepatnya, agar tidak terjebak pada fakum of power, karena ada saling memecat, saling menafikan, tetapi ada juga yang realistis kita harus menyiapkan beberapa hal sehingga muktamar ini tidak mengganggu agenda inti dari proses transisi di NU ini,” jelasnya.(antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean




