Cara Ekspor Produk Pertanian dari Indonesia ke Mancanegara

kumparan.com
8 jam lalu
Cover Berita

Perkembangan teknologi sekarang telah membuat kegiatan bisnis lebih menjanjikan di mana petani sekarang dapat belajar cara ekspor hasil pertanian sendiri dan mendapatkan keuntungan lebih banyak di pasar internasional.

Indonesia memang bukanlah satu-satunya negara yang berada di jalur ekspor hasil pertanian seperti buah alpukat, tapi Indonesia adalah negara yang cocok untuk bisnis ini karena kriteria geografisnya, seperti negara kita berada di bagian dunia yang cocok untuk pertanian, lahan yang cukup luas dan subur bagus, air bersih yang mengalir cukup untuk irigasi.

Berikut beberapa langkah yang bisa kita jalankan untuk memulai ekspor hasil pertanian.

1. Proses Riset Pasar dan Pembuatan Penawaran

Proses riset pasar harus dilakukan saat pertama kali eksportir mau ekspor produk pertanian. Hal ini merupakan langkah kunci dalam mempermudah ekspor hasil pertanian. Dalam riset ini, eksportir harus mengumpulkan informasi yang relevan tentang pasar ekspor yang mau dituju seperti memahami tren permintaan, preferensi konsumen, serta analisis kompetitor di negara tujuan.

Misalkan, jika kita ingin ekspor buah alpukat, kita mencari mana negara tujuan yang punya kebutuhan tinggi terhadap alpukat, seperti Singapura atau Korea Selatan.

Selanjutnya, penting juga untuk mengumpulkan data baik dari sumber primer, seperti wawancara dan diskusi dengan pelaku ekspor yang sudah berpengalaman, juga pengambilan sumber sekunder seperti laporan industri dan publikasi perdagangan.

Setelah data terkumpul, analisis harus dilakukan untuk mengidentifikasi pola konsumsi di negara tujuan (apakah musiman atau di bulan tertentu saja) dan peluang yang belum dimanfaatkan. Biasanya, hal ini dapat diidentifikasi dari data perdagangan ekspor-impor internasional UN Comtrade atau ITC Trade Map.

Selain itu, eksportir harus mengetahui regulasi terkait pengiriman barang-barang tertentu yang tidak dapat diperdagangkan. Eksportir harus memahami setiap hukum perdagangan ekspor. Regulasi yang perlu diperhatikan biasanya terkait sertifikasi penanganan buahnya, seperti sertifikasi fitosanitari yang didapatkan dari Badan Karantina Pertanian.

Sertifikasi lain juga memainkan peranan penting, contohnya mendapatkan sertifikasi seperti organik atau Global GAP (Good Agriculture Practices) dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan membuka akses ke pasar yang lebih luas.

Setelah riset pasar, penawaran atau biasa disebut quotation dibuat agar mitra diluar negeri dapat membuat order. Tanpa penawaran, pembeli diluar negeri tidak bisa memesan produk Anda. Pada penawaran, beberapa hal harus jelas, seperti harga, jenis pengirimannya, dan waktu pembayarannya seperti apa.

Harga produk yang dimuat dalam penawaran dapat menggunakan rupiah maupun dolar, tapi biasanya orang akan lebih suka menggunakan dolar USD. Jenis pengiriman biasanya menjelaskan dengan apa pengirimannya, jenis kontainer apa (20 atau 40 ft, atau sharing LCL (less than container load)).

2. Penerimaan Order dan Persiapan Dokumen Ekspor

Persiapan dokumen ekspor adalah langkah penting dalam proses ekspor produk pertanian, yang mana memerlukan perhatian khusus agar semua aspek administratif terpenuhi. Dokumen-dokumen ini biasanya meliputi invoice, packing list, COO (Certificate of Origin, atau biasa disebut Surat Keterangan Asal), form preferensi tarif, serta BL (Bill of Lading).

Form preferensi tarif berbeda-beda tiap negara, misalnya untuk ke Singapura membutuhkan Form D (untuk antar negara ASEAN) dan Form AK untuk ke Korea Selatan. Dokumen form preferensi tarif sangat membantu menjaga harga tetap kompetitif di negara tujuan dengan menurunkan biaya masuk (import duty). Eksportir dapat mengajukan permohonan melalui sistem e-SKA yang dikelola oleh Kementerian Perdagangan.

Dokumen lain yang sering diperlukan adalah letter of credit, yang menjamin keamanan pembayaran kepada eksportir, serta kontrak transaksi yang menjelaskan syarat dan ketentuan antara penjual dan pembeli. Surat ini dapat diminta dari mitra di luar negeri, sehingga perlunya komunikasi yang baik dengan pihak yang mengimpor.

Setiap negara mungkin memiliki persyaratan dokumen yang berbeda, sehingga penting untuk melakukan riset dan memastikan bahwa semua dokumen sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Keterlambatan atau kesalahan dalam persiapan dokumen dapat menyebabkan masalah, seperti penundaan pengiriman atau penyitaan barang di bea cukai, sehingga persiapan yang teliti dan tepat waktu sangatlah penting untuk kelancaran proses ekspor.

Dengan memastikan semua dokumen lengkap dan akurat, eksportir dapat menghindari kendala yang dapat menghambat usaha mereka di pasar internasional. Kelengkapan dokumen menjadi kunci kepercayaan dalam bisnis ekspor impor.

3. Pengemasan Produk

Pengemasan produk adalah tahap krusial dalam proses ekspor hasil pertanian yang bertujuan untuk melindungi dan mempertahankan kualitas produk selama pengiriman. Pengemasan yang baik tidak hanya memastikan bahwa produk sampai ke tujuan dalam kondisi optimal, tetapi juga memengaruhi persepsi konsumen terhadap nilai produk tersebut.

Dalam pengemasan, penting untuk memilih bahan kemasan yang sesuai, seperti kardus, plastik, atau kemasan vakum, yang dapat melindungi produk dari kerusakan fisik, kelembaban, dan perubahan suhu.

Selain itu, informasi penting—seperti label yang mencantumkan nama produk, asal negara, tanggal kedaluwarsa, dan petunjuk penyimpanan—perlu dicantumkan secara jelas agar mudah dipahami oleh konsumen dan pihak berwenang di negara tujuan.

Contohnya menambah foam net (jaring busa) per buah untuk mengurangi kerusakan buah dan penggunaan corrugated box kardus lima lapis untuk kemasan yang lebih rapi dan kokoh.

Desain kemasan juga harus menarik dan sesuai dengan selera pasar target, sehingga dapat meningkatkan daya tarik produk di rak-rak toko. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, pengemasan yang efektif akan berkontribusi pada keberhasilan promosi produk di pasar internasional, sambil memastikan keamanan dan kualitas selama masa transit.

Hal ini sangat penting untuk menciptakan kepercayaan pelanggan dan membangun reputasi merek yang baik di tingkat global. Penambahan label penting—seperti negara asal, negara tujuan, jumlah isi per kotak, nama eksportir, importir (mitra), instruksi penanganan—juga tidak kalah penting.

4. Pengaturan Pengiriman (Shipment)

Pengaturan pengiriman adalah langkah penting dalam proses ekspor hasil pertanian yang berfokus pada efisiensi dan keamanan transportasi barang ke negara tujuan. Proses ini dimulai dengan pemilihan metode pengiriman yang tepat, apakah melalui jalur laut, udara, atau darat, tergantung pada jenis produk, volume, dan urgensi pengiriman. Perlu dites berapa lama produk tahan dengan menggunakan packaging yang akan digunakan.

Setelah metode ditentukan, pengaturan logistik—yang mencakup penjadwalan pengambilan barang, pemilihan penyedia jasa pengiriman, dan pengorganisasian rute yang efisien—harus dilakukan. Penting juga untuk memperhitungkan faktor-faktor seperti kasus kontinjensi terkait cuaca atau masalah di bea cukai yang dapat memengaruhi waktu pengiriman.

Selain itu, pengaturan asuransi untuk melindungi barang selama perjalanan juga menjadi komponen penting yang tidak boleh diabaikan, guna mengurangi risiko kerugian akibat kerusakan atau kehilangan. Dengan pengaturan pengiriman yang matang, eksportir dapat memastikan bahwa produk pertanian tiba di pasar target tepat waktu dan dalam kondisi terbaik, meningkatkan kepercayaan pelanggan dan reputasi merek di pasar internasional.

5. Asuransi Pengiriman

Asuransi pengiriman adalah salah satu elemen vital dalam proses ekspor yang bertujuan untuk melindungi barang dari risiko kerugian atau kerusakan selama transit. Dalam konteks ekspor hasil pertanian—yang sering kali bersifat mudah rusak—memiliki asuransi pengiriman menjadi semakin penting untuk mengurangi potensi kerugian finansial akibat faktor-faktor, seperti kecelakaan, cuaca buruk, atau masalah di bea cukai.

Dengan mengadakan asuransi, eksportir dapat memastikan bahwa mereka mendapatkan ganti rugi sesuai nilai barang yang terpengaruh, sehingga meminimalkan dampak negatif pada bisnis mereka. Proses ini melibatkan pemilihan jenis polis asuransi yang sesuai, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik, termasuk cakupan untuk kerusakan fisik, kehilangan total, atau bahkan pencurian.

Selain itu, penting untuk memahami syarat dan ketentuan dari polis asuransi yang dipilih, termasuk prosedur klaim yang harus diikuti jika terjadi kerugian. Dengan melibatkan asuransi pengiriman dalam rencana ekspor, eksportir memperkuat langkah pencegahan terhadap risiko yang tidak dapat diprediksi dan memberikan jaminan tambahan kepada pelanggan tentang keamanan produk yang mereka beli.

Ini tidak hanya menjaga stabilitas finansial, tetapi juga meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap keandalan dan komitmen eksportir dalam memberikan produk berkualitas.

6. Pelaksanaan Ekspor

Pelaksanaan ekspor adalah tahap kritis di mana semua persiapan yang telah dilakukan sebelumnya dilaksanakan secara nyata untuk mengirim produk ke pasar internasional. Proses ini dimulai dengan koordinasi antara semua pihak terkait, termasuk produsen, penyedia jasa logistik, dan pemerintah, untuk memastikan kelancaran pengiriman.

Pada titik ini, semua dokumen yang diperlukan, seperti invoice, packing list, form E, BL dan sertifikat kesehatan, harus disiapkan dan dipastikan lengkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara tujuan.

Setelah barang dikemas dan siap untuk dikirim, langkah selanjutnya adalah mengatur pengambilan dari lokasi penyimpanan dan transportasi ke pelabuhan atau bandara. Selama perjalanan, eksportir perlu memantau status pengiriman untuk mengatasi potensi masalah yang mungkin muncul, seperti keterlambatan atau penghalang di bea cukai.

Sesampainya di negara tujuan, proses pemenuhan regulasi bea cukai harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua pajak dan formalitas terpenuhi, sehingga barang dapat diambil oleh importir. Pelaksanaan ekspor yang efisien tidak hanya menjamin bahwa produk sampai ke pelanggan tepat waktu, tetapi juga membangun reputasi baik bagi eksportir, yang pada gilirannya dapat membuka peluang untuk transaksi bisnis yang lebih besar di masa depan.

Dengan kesiapan yang matang dan koordinasi yang baik, pelaksanaan ekspor dapat berjalan dengan lancar dan berhasil, memberikan keuntungan bagi semua pihak terlibat.

7. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi adalah langkah penting dalam proses ekspor yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua rencana dan strategi yang diterapkan berjalan sesuai harapan dan dapat diukur keberhasilannya. Selama fase monitoring, eksportir harus secara aktif mengawasi semua aspek pengiriman, mulai dari kondisi produk selama transit hingga kepuasan konsumen setelah produk sampai di tangan mereka.

Pengumpulan data tentang kinerja penjualan, umpan balik dari pelanggan, dan respon pasar terhadap produk yang diekspor sangat penting untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang efektivitas strategi yang diimplementasikan.

Setelah data terkumpul, evaluasi dilakukan untuk menganalisis hasil dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, seperti aspek kualitas produk, efisiensi rantai pasokan, atau strategi pemasaran yang digunakan.

Eksportir dapat belajar dari proses ini untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi dalam menghadapi tantangan yang muncul serta untuk merumuskan strategi yang lebih efektif ke depan.

Dengan melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin, eksportir tidak hanya dapat meningkatkan kinerja ekspor mereka, tetapi juga beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pasar dan menjaga daya saing dalam industri global.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Perang dengan Kamboja Meluas, Thailand Berlakukan Jam Malam
• 4 jam laludetik.com
thumb
Penembakan Terjadi di Kampus Elite di AS, Beberapa Orang Ditembak
• 13 jam lalukumparan.com
thumb
Kerja Sama Ekonomi hingga Investasi RI-Rusia Tunjukkan Tren Positif
• 22 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Bekali Pelari Strategi untuk Raih Performa Terbaik, Puma Gelar Pre-Race Program
• 9 jam laluskor.id
thumb
SPPG Kini Wajib Atur Jam Kerja Akuntan, Ahli Gizi, hingga Pimpinan
• 7 jam lalukompas.tv
Berhasil disimpan.