FAJAR.CO.ID, TEHERAN — Otoritas Iran telah menyita sebuah kapal tanker minyak asing atas tuduhan membawa 6 juta liter bahan bakar selundupan di Laut Oman, demikian diumumkan oleh kepala hakim Provinsi Hormozgan pada hari Sabtu.
Mojtaba Ghahreman mengatakan kapal tersebut ditahan sebagai bagian dari pemantauan intelijen yang sedang berlangsung terhadap aktivitas penyelundupan bahan bakar yang mencurigakan di sepanjang perbatasan maritim Iran di Laut Oman.
Ia menyatakan bahwa, setelah memperoleh izin pengadilan, petugas penegak hukum memeriksa sebuah kapal tanker minyak asing di perairan di bawah kedaulatan Iran di sebelah barat Jask, dan menyitanya karena beberapa pelanggaran maritim dan kekurangan dalam dokumentasi hukum terkait muatannya.
Ghahreman mengatakan kapal tanker tersebut disita atas tuduhan mengangkut 6 juta liter bahan bakar selundupan, menambahkan bahwa muatan tersebut setara dengan kapasitas sekitar 200 kapal kecil dan 2.000 truk pikap Nissan.
Ia mencatat bahwa, menyusul laporan dari petugas penegak hukum, sebuah kasus telah dibuka di Kantor Kejaksaan Negeri dan Revolusioner di Kabupaten Jask, dan proses peradilan atas dakwaan tersebut masih berlangsung.
Pejabat tersebut menambahkan bahwa 18 tersangka, termasuk kapten dan awak kapal tanker minyak asing, telah ditempatkan di bawah pengawasan setelah tindakan hukum yang sesuai dikeluarkan untuk menyelesaikan penyelidikan dan prosedur hukum.
Ghahreman lebih lanjut mengatakan bahwa kapal tanker tersebut melakukan berbagai pelanggaran selain penyelundupan bahan bakar terorganisir, termasuk mengabaikan perintah berhenti dan mencoba melarikan diri, tidak memiliki dokumen maritim dan kargo, mematikan radar, dan sengaja merusak peralatan kapal selama penyitaan.
Ia mengatakan hasil dari proses peradilan akan diumumkan pada waktunya.
Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump mengkonfirmasi penyitaan kapal di lepas pantai Venezuela, mengklaimnya sebagai kapal tanker “terbesar” yang pernah ditangkap, dan mengisyaratkan perkembangan lebih lanjut yang belum diungkapkan.
Jaksa Agung AS, Pam Bondi kemudian menyatakan bahwa operasi tersebut menargetkan sebuah kapal yang diduga mengangkut minyak yang dikenai sanksi dari Venezuela dan Iran.
Misi tersebut dilakukan oleh FBI, Investigasi Keamanan Dalam Negeri, dan Penjaga Pantai AS, dengan dukungan dari Departemen Perang.
Caracas mengkritik langkah Washington sebagai bagian dari kampanye yang lebih luas untuk menjarah sumber daya alam Venezuela dan mendestabilisasi ekonominya melalui kekerasan.
Mereka juga menggarisbawahi bahwa Trump telah secara terbuka mengakui menyerang kapal tanker Venezuela di Laut Karibia, yang semakin memvalidasi klaim Venezuela tentang agresi yang ditargetkan.
Pemerintah berjanji untuk membawa masalah ini ke badan hukum internasional.
“Venezuela akan menyerukan kepada semua lembaga internasional yang ada untuk mengecam kejahatan internasional serius ini dan akan membela kedaulatan, sumber daya alam, dan martabat nasionalnya dengan tekad mutlak,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri.(fajar)




