Kementerian Kebudayaan bakal melanjutkan proyek penulisan sejarah usai meresmikan buku penulisan sejarah ulang RI. Penulisan selanjutnya adalah sejarah mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, penulisan sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada rentang tahun 1945 hingga 1950 perlu dipertajam dan diperluas dalam buku tersendiri.
"Ada sejarah saya kira yang salah satu yang penting untuk kita tulis, dari salah satu jilid ini tetapi harus kita pertajam, perluas, karena kroniknya cukup lumayan banyak, dinamikanya banyak, yaitu Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia 1945-1950," kata Fadli dalam acara peluncuran buku sejarah RI di Kantor Kemenbud, Jakarta, Minggu (14/12).
Fadli menilai penulisan sejarah pada rentang itu dinilai penting karena pada rentang waktu itu adalah momen kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Politisi Gerindra itu mengungkapkan, Kemenbud melalui Direktorat Jenderal Sejarah juga akan menulis peristiwa sejarah saat masa kerajaan.
“Kita juga perlu menulis buku sejarah tentang Majapahit yang komprehensif, sejarah tentang Sriwijaya, sejarah tentang Pajajaran, kerajaan-kerajaan, kesultanan-kesultanan, maupun perjuangan-perjuangan lainnya,” tuturnya.
Berikut 10 Jilid Buku Penulisan Ulang Sejarah “Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global”:Jilid 1: Akar Peradaban Nusantara.
Jilid 2 & 3: Nusantara dalam Jaringan Global. Perjumpaan dengan India, Tiongkok, dan Persia.
Jilid 4: Interaksi Awal dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi.
Jilid 5: Masyarakat Indonesia dan Terbentuknya Negara Kolonial.
Jilid 6: Pergerakan Kebangsaan.
Jilid 7: Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan (tadi 1945-1950).
Jilid 8: Konsolidasi Negara Bangsa: Konflik, Integrasi, dan Kepemimpinan Internasional (1950-1965).
Jilid 9: Pembangunan dan Stabilitas Nasional Era Orde Baru (1967-1998).
Jilid 10: Reformasi dan Konsolidasi Demokrasi (1998-2024).





