Penulis: Fityan
TVRINews – Rhode Island, Amerika Serikat
Polisi Identifikasi 'Pihak Berkepentingan', Sembilan Korban Luka Termasuk Mahasiswa
Pihak kepolisian Providence, Amerika Serikat, mengonfirmasi telah menahan seseorang yang dianggap sebagai 'pihak berkepentingan' (person of interest) terkait insiden penembakan yang terjadi di Brown University, Providence, Rhode Island, pada hari Sabtu 13 Desember 2025 waktu setempat. Peristiwa tragis ini menewaskan dua orang dan melukai sembilan lainnya.
Penembakan massal tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 waktu setempat (21.00 GMT) di gedung teknik Holley, yang berada di ujung timur kampus Brown. Pelaku dilaporkan melepaskan tembakan di dalam salah satu ruang kelas.
Setelah dilakukan penangkapan, terduga pelaku yang disebut berusia 20-an tahun, belakangan diidentifikasi oleh media-media AS termausk BBC News, Penahanan Benjamin Erickson dilakukan di sebuah hotel di Coventry pada Minggu 14 Desember 2025 dini hari, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kepolisian Providence, seperti disampaikan oleh Direktur FBI, Kash Patel, dalam unggahan di platform X.
"Pihak kepolisian telah menahan terduga. Kami tidak mencari orang lain dan saat ini tengah bekerja dengan jaksa untuk mengumpulkan bukti," kata Kepala Kepolisian Providence, Oscar Perez, dalam konferensi pers pada Minggu 14 Desember 2025.
Semua korban yang tewas maupun terluka dipastikan adalah mahasiswa, sebagaimana dikonfirmasi oleh Presiden Brown University, Christina Paxson.
Hingga saat ini, identitas lengkap para korban belum dirilis secara resmi. Namun, satu alumnus Durham Academy, Kendall Turner, dilaporkan termasuk di antara korban luka.
Wali Kota Providence, Brett Smiley, memberikan pembaruan kondisi korban luka. Tujuh dari sembilan korban dilaporkan berada dalam kondisi stabil, sementara satu orang masih dalam kondisi kritis, dan satu lainnya telah diizinkan pulang dari rumah sakit.
"Saya bertemu dengan para korban dan keluarga mereka di rumah sakit dan saya sangat terharu dengan keberanian, harapan, dan rasa syukur mereka," ujar Wali Kota Smiley.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pihak universitas pada Minggu, Presiden Paxson menyampaikan rasa duka mendalam.
"Tidak ada kata-kata penghiburan yang cukup untuk keluarga yang kehilangan anak, tetapi kami akan melakukan segala yang kami bisa," kata Paxson, sembari menambahkan bahwa keluarga dari dua mahasiswa yang tewas sedang didukung sepenuhnya.
Setelah insiden, sekitar 2.000 mahasiswa dievakuasi dan dipindahkan ke lokasi yang aman semalam suntuk. Perintah untuk warga agar berlindung di tempat (shelter) juga telah dicabut.
Insiden penembakan di universitas bergengsi Ivy League ini menambah panjang catatan kasus penembakan massal di AS.
Menurut Gun Violence Archive, yang mendefinisikan penembakan massal sebagai insiden dengan empat atau lebih korban terbunuh atau terluka (tidak termasuk pelaku), serangan ini merupakan kasus ke-389 di AS pada tahun ini.
Presiden AS, Donald Trump, di Gedung Putih, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas dan berharap sembilan mahasiswa yang terluka "cepat sembuh."
Pihak kepolisian telah mengakhiri pencarian senjata api di gedung teknik Holley dan kini berfokus pada pengumpulan bukti di lokasi penangkapan terduga pelaku. Acara doa bersama dijadwalkan akan diadakan pada Minggu 14 Desember 2025 malam, atau senin 15 Desember WIB untuk komunitas kampus.
Editor: Redaksi TVRINews



