Si jago merah melalap Los C2 Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur pada Senin (15/12) pagi. Sejumlah 350 kios yang didominasi pedagang buah hangus terbakar.
Untungnya, tak ada korban jiwa maupun luka akibat kejadian ini. Namun, kerugian materi amat dirasakan para pedagang.
Salah satunya adalah Ibu Par (60), seorang pedagang pepaya yang sehari-hari tinggal di pasar induk itu. Ibu Par bercerita, seluruh hartanya, terutama uang tabungan yang ada di kiosnya, hangus terbakar.
“Semua barang-barang saya habis, ya mau duit, mau semua yang di dalam ya habis semua yang di laci,” ucap Par saat ditemui usai kejadian.
Ibu Par bercerita, uang hasil berdagang itu ia simpan di dalam kaleng di dalam kiosnya. Nantinya uang tabungan tersebut akan ia gunakan untuk hidup, dan berzakat buat anak yatim. Namun kebakaran pagi ini mengandaskan rencana itu.
“Kalau orang tua dulu kan di kaleng buat tabungan, untuk (anak) yatim dipisah, untuk kita sendiri. Kalau nanti pulang mendadak atau apa ada simpenan lain. Saya kan gak bisa nabung di bank, jadinya kita nabungnya di badan saya aja yang di kaleng, bawah kasur, juga di pasar,” tambahnya.
Par menyebut, uang di tabungannya itu berkisar di angka Rp 5 juta. Kini, semuanya telah hangus terbakar, bersama buah dagangannya.
“Yang di kaleng, bawah kasur, nggak ada yang selamat, ini aja (buah) kebakar makanya kita lari, rusak semua, nggak ada yang kemakan,” ucap Par.
Par bercerita, saat api mulai berkobar, ia sedang mempersiapkan diri untuk tidur karena sudah semalaman berjaga. Tak pikir panjang, Par lebih memilih menyelamatkan nyawanya dan anaknya daripada hartanya.
“Kalau badan kan yang penting kita selamat sehat, kalau harta kan bisa dicari,” ucap Par.
“Langsung merata (apinya), artinya saya mau nyelametin anak saya 'udah bu udah keluar' anak saya aja kena api nyelametin motor,” tambahnya.
Beruntung Par dan anaknya telah selamat tanpa luka berat. Kini ia hanya bisa berharap pada kemurahan hati pemerintah untuk membantunya menyambung hidup.
“Harapan saya, ya kalau bisa dibantu ama pemerintah atau pasar kan gitu karena ya abis semua,” ucap Par.
“Bantuannya pengin saya ya pemerintah kasihan sama pedagang karena baru mau merintis begini. Kemarin ada peninjauan digusur gak boleh jualan di bawah, giliran baru mau jalan jualan ada musibah,” tambahnya.




