JAKARTA, KOMPAS - Los buah di Pasar Induk Kramatjati terbakar pada Senin (15/12/2025) pagi. Api kini sudah dipadamkan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Pemprov DKI Jakarta membentuk tim investigasi bersama untuk mengusut penyebab kebakaran sekaligus mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur menerima laporan kebakaran pukul 07.24 WIB dari seorang warga. Sebanyak 19 unit dan 95 petugas pemadam kebakaran secara bertahap dikerahkan ke Pasar Induk Kramatjati.
Tim pertama tiba pukul 07.28 WIB. Mereka langsung memadamkan api yang berkobar di los buah. Pemadaman hingga pendinginan berlangsung hingga pukul 08.20 WIB.
Staf Khusus Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik Chico Hakim mengatakan, api diduga muncul dari los buah pepaya. Los tersebut merupakan bangunan semipermanen yang mudah terbakar.
Dilaporkan terjadi kepanikan pedagang dan warga. Terdengar pula dua kali suara ledakan. Namun, hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa.
"Untuk mendukung pemulihan, Pemprov DKI Jakarta akan segera membentuk tim investigasi bersama dinas terkait guna menyelidiki penyebab pasti kebakaran dan mencegah kejadian serupa di masa depan," kata Chico.
Bantuan sementara berupa distribusi logistik darurat maupun relokasi pedagang terdampak kebakaran akan dikoordinasikan dengan Perumda Pasar Jaya dan kelurahan setempat. Pemprov DKI Jakarta berupaya agar Pasar Induk Kramatjati sebagai distributor pangan vital tak terganggu.
Kebakaran sebelumnya melalap pasar Taman Puring, Jakarta Selatan, pada Senin (28/7/2025) pada petang hari. Pasar barang bekas itu pun ludes terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun api melalap 522 unit kios dengan total luas 2.000 meter persegi.
Kebakaran karena korsleting listrik. Di pasar tradisional, instalasi listrik banyak yang semrawut: kabel bertumpuk, banyak sambungan tanpa grounding. Di sisi lain banyak barang yang mudah terbakar dan partisi kios rata-rata dari bahan semi permanen mudah terbakar seperti tripleks.
Pemerintah memiliki program Satu RT Satu Alat Pemadam Kebakaran, namun khusus di pasar tradisional hal ini belum terealisasi.





