JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil pengujian laboratorium forensik terhadap sampel menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sempat diduga menyebabkan puluhan siswa SDN Meruya Selatan 01, Kembangan, Jakarta Barat, mengalami keluhan kesehatan akhirnya diumumkan ke publik.
Pemeriksaan menyatakan makanan tersebut tidak terkontaminasi bakteri patogen maupun zat berbahaya.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan, Satria Jaya Putra, mengatakan hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta menunjukkan sampel MBG aman dari kontaminasi mikrobiologis.
Baca juga: Sudinkes Jakbar Tunggu Hasil Lab Soal Dugaan Siswa SDN Meruya Keracunan MBG
"Berdasarkan hasil uji laboratorium resmi yang kami terima per tanggal 11 November 2025, hasil pengujian mikrobiologi menunjukkan sampel makanan dinyatakan negatif dari keberadaan bakteri patogen umum penyebab keracunan makanan," ujar Satria saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (15/12/2025).
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=makanan bergizi gratis, keracunan makanan, SDN Meruya Selatan, hasil lab negatif&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xNS8xMDQ1MjQwMS9oYXNpbC1sYWItZHVnYWFuLWtlcmFjdW5hbi1tYmctc2RuLW1lcnV5YS10YWstZGl0ZW11a2FuLWtvbnRhbWluYXNp&q=Hasil Lab Dugaan Keracunan MBG SDN Meruya: Tak Ditemukan Kontaminasi Bakteri§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Satria menjelaskan, pemeriksaan tidak menemukan bakteri berbahaya yang umumnya menjadi penyebab keracunan makanan.
"Hasilnya negatif dari bakteri Salmonella, E. coli, dan Staphylococcus aureus," sambungnya.
Selain uji mikrobiologi, pemeriksaan juga mencakup analisis kimia toksikologi terhadap sampel makanan.
"Hasil pengujian kimia toksikologi juga mengonfirmasi bahwa sampel makanan bebas dari bahan kimia berbahaya atau racun yang disengaja maupun tidak disengaja," ucap Satria.
Dengan hasil tersebut, Satria menyatakan dugaan keracunan massal akibat kesalahan produksi atau kontaminasi di dapur gizi dapat diklarifikasi. Meski demikian, pihaknya masih berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk menelusuri kemungkinan faktor lain di luar produksi makanan.
Baca juga: SPPG Meruya Selatan Disebut Tak Koordinasi untuk Gandeng UMKM Sediakan Menu MBG
"Dugaan awal mengenai keracunan makanan akibat kontaminasi bakteri atau bahan kimia dapat kami klarifikasi. Kami menelusuri kemungkinan penyebab lain dari gejala yang timbul, yang mungkin bersifat non-infeksi, seperti intoleransi makanan, alergi, atau food sensitivity," jelasnya.
Seiring dengan keluarnya hasil uji laboratorium, operasional SPPG Meruya Selatan kini telah kembali dibuka setelah Badan Gizi Nasional (BGN) mencabut status penangguhan sementara.
"Betul, akan operasional kembali dan sudah ada surat pencabutan oleh BGN. Hari ini sudah mulai kembali operasional," kata Satria.
Namun, pada tahap awal pembukaan kembali, layanan MBG masih dibatasi. SPPG Meruya Selatan baru melayani dua sekolah, yakni SMPN 206 Jakarta dan MAN 10 Jakarta.
Sementara itu, penyaluran MBG ke SDN Meruya Selatan 01 belum kembali dilakukan karena adanya pembatasan kuota produksi.
"SDN 01 rencananya di pertengahan Januari, karena kami mengikuti SOP yang diberikan oleh BGN. Di saat baru operasional, (produksi) maksimal 1.500 porsi makan," ungkap Satria.




