JAKARTA, KOMPAS.com — Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan, Jakarta Barat, kembali beroperasi dan menyalurkan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai Senin (15/12/2025), setelah Badan Gizi Nasional (BGN) mencabut status penangguhan sementara operasional dapur tersebut.
Pencabutan penangguhan dilakukan setelah hasil uji laboratorium memastikan tidak adanya kontaminasi bakteri maupun zat berbahaya pada sampel makanan yang sempat diduga menyebabkan keracunan massal pada akhir Oktober 2025 lalu.
Kepala SPPG Meruya Selatan, Satria Jaya Putra, mengonfirmasi aktivitas produksi di dapur gizi tersebut telah kembali berjalan.
Baca juga: Hasil Lab Dugaan Keracunan MBG SDN Meruya: Tak Ditemukan Kontaminasi Bakteri
"Betul, akan operasional kembali dan sudah ada surat pencabutan oleh BGN. Hari ini sudah mulai kembali operasional," ujar Satria saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=kembali beroperasi, makan bergizi gratis, Badan Gizi Nasional, SPPG Meruya Selatan&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xNS8xMDU3Mjk0MS9zcHBnLW1lcnV5YS1zZWxhdGFuLWtlbWJhbGktYmVyb3BlcmFzaS11c2FpLWhhc2lsLWxhYi1wYXN0aWthbi1tYmctYmViYXM=&q=SPPG Meruya Selatan Kembali Beroperasi Usai Hasil Lab Pastikan MBG Bebas Bakteri§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Satria menjelaskan, keputusan membuka kembali operasional SPPG didasarkan pada hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan MBG yang disajikan pada 29 Oktober 2025. Pengujian dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta.
"Berdasarkan hasil uji laboratorium resmi yang kami terima, hasil pengujian mikrobiologi menunjukkan bahwa sampel makanan dinyatakan negatif dari keberadaan bakteri patogen umum penyebab keracunan makanan, dari bakteri Salmonella, E. coli, dan Staphylococcus," kata Satria.
Selain uji mikrobiologi, pihak SPPG juga melakukan pemeriksaan toksikologi untuk mendeteksi kemungkinan adanya racun dalam makanan.
"Hasil pengujian kimia toksikologi juga mengonfirmasi bahwa sampel makanan bebas dari bahan kimia berbahaya atau racun yang disengaja maupun tidak disengaja," tegas Satria.
Berdasarkan hasil tersebut, Satria menyimpulkan bahwa keluhan kesehatan yang dialami siswa tidak disebabkan oleh kesalahan produksi atau kontaminasi di dapur SPPG.
"Dugaan awal mengenai keracunan makanan akibat kontaminasi bakteri atau bahan kimia dapat kami klarifikasi. Kami menelusuri kemungkinan penyebab lain yang mungkin bersifat non-infeksi, seperti intoleransi makanan, alergi, atau food sensitivity," jelasnya.
Baca juga: SPPG Meruya Selatan Disebut Tak Koordinasi untuk Gandeng UMKM Sediakan Menu MBG
Baru layani dua sekolahMeski telah kembali beroperasi, penyaluran MBG dari SPPG Meruya Selatan masih dilakukan secara terbatas. Saat ini, layanan baru diberikan kepada dua sekolah.
"Saat ini operasional baru melayani SMPN 206 Jakarta dan MAN 10 Jakarta," ungkap Satria.
Pembatasan tersebut mengikuti ketentuan BGN pada tahap awal pembukaan kembali operasional dapur gizi.
"Kami mengikuti SOP yang diberikan oleh BGN. Di saat baru operasional, maksimal (produksi) 1.500 porsi makan," jelasnya.
Sementara itu, penyaluran MBG ke SDN Meruya Selatan 01—lokasi munculnya dugaan insiden—baru direncanakan kembali pada pertengahan Januari 2026.




