VIVA – Kegagalan Timnas Indonesia U22 di SEA Games 2025 memicu kritik tajam dari pengamat sepak bola Bung Towel. Ia menilai hasil yang diraih skuad Garuda Muda di bawah asuhan Indra Sjafri jauh dari ekspektasi, terlebih status Indonesia sebagai juara bertahan.
Pada SEA Games 2025, Timnas Indonesia U22 memang membidik hasil tertinggi. Namun realita di lapangan berkata lain. Indonesia tersingkir di fase grup setelah hanya meraih satu kemenangan dan satu kekalahan. Kemenangan atas Myanmar tak cukup menyelamatkan langkah Garuda Muda karena kalah selisih gol dari Malaysia.
Performa tersebut dinilai Bung Towel sebagai bukti bahwa kapasitas Indra Sjafri sebagai pelatih sudah mencapai titik maksimal. Ia menegaskan masa keemasan sang pelatih telah berlalu, meski rekam jejak Indra Sjafri sebelumnya tak bisa diabaikan.
- tvOne
"Menurut saya (Indra Sjafri) mentok, ada masanya," tegas Bung Towel soal pelatih Timnas Indonesia U22, Indra Sjafri, di salah satu program TV swasta Senin 15 Desember 2025.
Bung Towel mengakui Indra Sjafri pernah menghadirkan prestasi besar, termasuk membawa Indonesia meraih emas SEA Games. Namun menurutnya, keberhasilan tersebut tak bisa terus dijadikan alasan untuk mempertahankan pilihan yang sama tanpa evaluasi menyeluruh.
Ia juga menyoroti pola penunjukan pelatih yang dinilainya stagnan. Menurut Bung Towel, keputusan PSSI kembali mempercayakan Timnas U22 kepada Indra Sjafri mencerminkan minimnya keberanian membuka peluang bagi pelatih lain.
"Ada risiko dalam peta kepelatihan sepak bola kita, seolah-olah enggak ada pelatih lain," ujar Bung Towel.
"Indra Sjafri punya track record bagus, iya, karena dia dapat kesempatan, yang lain enggak dapat kesempatan," lanjutnya.
Kritik tersebut diarahkan pada manajemen PSSI yang dinilai terlalu bergantung pada satu nama. Bung Towel menilai pendekatan semacam ini justru bisa menghambat regenerasi pelatih dan pembaruan ide dalam pengembangan tim nasional.
- Instagram @timnasindonesia
Menurutnya, kegagalan di SEA Games 2025 harus menjadi momentum refleksi. PSSI diminta berani mencari sosok baru yang mampu membawa gagasan segar dan menjawab tantangan sepak bola modern, khususnya di level usia muda.





