SWANTHARA, Pameran 40 Tahun Arsitektur Hijau: Merajut Ruang Identitas, Bersama Budaya dan Manusia

kompas.tv
23 jam lalu
Cover Berita
Hasil foto oleh Robertus Kennico menampilkan suasana pengunjung yang tengah mengamati arsip dan instalasi pada pameran SWANTHARA di Selasar Sunaryo Art Space. (Sumber: Dok. SWANTHARA)

KOMPAS.TV — Pameran SWANTHARA resmi dibuka di Selasar Sunaryo Art Space sebagai bagian dari perayaan empat dekade perjalanan Arsitektur Hijau, organisasi mahasiswa Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan yang sejak 1985 berfokus pada pendokumentasian arsitektur vernakular Indonesia. 

Pameran ini tidak hanya menghadirkan hasil dokumentasi dari berbagai ekspedisi, tetapi juga menawarkan ruang refleksi mengenai hubungan manusia, budaya, dan ruang di berbagai penjuru Nusantara.

Nama SWANTHARA berasal dari gabungan kata Sanskerta: Sancaya (merajut), Swa (identitas), Antara (ruang), Nara (manusia), dan Samsthana (budaya). Sehingga, SWANTHARA menggambarkan ruang yang mempertemukan manusia dan budaya, pengingat bahwa arsitektur tidak hanya berupa bentuk fisik, tetapi juga cerminan cara hidup dan nilai-nilai suatu masyarakat.

Di tengah arus globalisasi, modernisasi, dan homogenisasi bentuk bangunan, SWANTHARA mengingatkan pentingnya menjaga jati diri arsitektur Indonesia. Pameran ini membuka kembali pemahaman tentang bagaimana manusia, budaya, dan lingkungan membentuk ruang, serta bagaimana nilai-nilai tersebut tetap relevan untuk diolah dalam konteks masa kini.

Arsitektur Vernakular: Bergerak dan Beradaptasi

Arsitektur vernakular lahir dari kemampuan masyarakat membaca alam dan kebutuhan hidupnya. Ia terbentuk oleh nilai, pengalaman, dan kebiasaan yang diwariskan lintas generasi. Meski berakar pada tradisi, arsitektur ini terus berkembang melalui proses adaptasi, mengikuti perubahan zaman tanpa kehilangan makna dasarnya.

Dalam konteks sosial dan ekologis yang terus berubah, arsitektur vernakular menunjukkan relevansinya sebagai bentuk keseimbangan antara manusia, budaya, dan lingkungan. Melalui pameran ini, pengunjung dapat melihat bagaimana prinsip-prinsip tersebut diterjemahkan dalam bentuk ruang, material, serta pola hidup masyarakat di berbagai daerah.

Ruang sebagai Arsip Budaya

Pameran SWANTHARA juga menyoroti bagaimana ruang menjadi refleksi budaya. Dari tata orientasi rumah, fungsi ruang dalam rumah adat, hingga pola interaksi sosial, setiap pengaturan ruang memuat nilai, struktur sosial, dan cerita kolektif.

Ruang-ruang ini bukan sekadar fisik, tetapi “arsip hidup” yang selalu berubah mengikuti dinamika masyarakat. Di dalamnya tersimpan kisah tentang kebersamaan, ritus, dan cara manusia memahami keberadaan. SWANTHARA mengajak pengunjung membaca ruang sebagai bahasa budaya yang berbicara tentang identitas dan perjalanan suatu komunitas.

Penulis : Adv-Team

1
2
Show All

Sumber : Kompas TV

Tag
  • SWANTHARA
  • Arsitektur Vernakuler
  • Arsitektur Hijau
  • Pameran
Selengkapnya


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Penurunan Prestasi Timnas Indonesia di Tahun 2025, Pengamat: PSSI dengan Dukungan Negara Harus Lakukan Pembinaan Mulai Akar Rumput
• 4 jam lalubola.com
thumb
Kemenhut Temukan Modus Pencucian Kayu atau Timber Laundering di Sumut
• 21 jam lalukatadata.co.id
thumb
Kementan Fokus Tambah Populasi Sapi Perah demi Program MBG
• 10 jam laluidxchannel.com
thumb
Menhut Raja Juli Tegaskan Komitmen Prabowo Jaga Hutan dan Satwa
• 11 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Mengenal Mata Elang dan Cara Menghadapinya
• 22 jam lalukompas.tv
Berhasil disimpan.