Jakarta: Presiden Prabowo Subianto kembali meninjau wilayah terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Sumatra pada 12–13 Desember 2025. Dalam peninjauan tersebut, Ia memastikan penanganan korban berjalan optimal serta menjamin ketersediaan anggaran pemulihan infrastruktur pascabencana.
Bencana hidrometeorologi yang terjadi pada 25 November 2025 berdampak parah di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatra Barat. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 13 Desember 2025, tercatat 995 orang meninggal dunia dan 226 orang masih dinyatakan hilang atau dalam proses pencarian. Jumlah pengungsi dilaporkan mencapai lebih dari 800.000 jiwa.
Selain menimbulkan korban jiwa, banjir dan tanah longsor juga menyebabkan kerusakan infrastruktur di berbagai wilayah, termasuk jalan, jembatan, dan fasilitas umum, sehingga membutuhkan proses rehabilitasi dan rekonstruksi jangka panjang.
Kunjungan Presiden Prabowo kali ini merupakan yang ketiga sejak bencana melanda wilayah Sumatra. Presiden tiba di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara, pada 12 Desember dini hari, setelah melakukan lawatan ke Pakistan dan Rusia.
Pada hari pertama, Presiden meninjau sejumlah wilayah terdampak di Aceh, seperti Takengon, Bener Meriah, hingga Aceh Tamiang yang sebelumnya sempat terisolasi. Presiden memastikan penanganan korban berjalan langsung di lapangan, mulai dari ketersediaan tenda darurat, distribusi logistik, layanan kesehatan, hingga sanitasi.
Baca Juga :
Pada hari kedua, 13 Desember 2025, Presiden menggelar rapat terbatas dengan sejumlah menteri dan kepala badan di Medan sebelum meninjau pos pengungsian di MAN 1 Langkat, Sumatra Utara. Presiden menekankan agar distribusi bantuan berjalan cepat dan tepat sasaran serta penanganan bencana tidak berhenti pada fase darurat.
Sejalan dengan peninjauan lapangan, pemerintah juga memastikan dukungan anggaran untuk pemulihan wilayah terdampak. BNPB memperkirakan kebutuhan anggaran pemulihan bencana di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatera Utara mencapai Rp51,82 triliun, dengan kebutuhan terbesar berada di Aceh sebesar Rp25,41 triliun.
Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa menyatakan pemerintah telah menyiapkan anggaran hingga Rp60 triliun yang bersumber dari efisiensi anggaran negara, tanpa memangkas program prioritas. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan hunian sementara dan permanen, perbaikan infrastruktur, serta pemulihan fasilitas umum dan layanan dasar.
Presiden Prabowo menegaskan pemerintah tetap bekerja di tengah keterbatasan akses dan kondisi lapangan yang sulit. Ia berharap sinergi seluruh unsur terkait dapat mempercepat pemulihan agar masyarakat di wilayah terdampak dapat kembali beraktivitas secara normal. Sumber: Redaksi Metro TV
Saksikan berita News Stream lainnya hanya di Metrotvnews.com.



