Polisi menetapkan penembakan massal tersebut sebagai aksi terorisme.
EtIndonesia. Sebanyak 15 orang, termasuk seorang terduga pelaku, dipastikan tewas dalam penembakan massal yang terjadi di sebuah pantai di Sydney pada Minggu 14 Desember 2025 malam. Serangan itu menyasar perayaan Hanukkah, festival Yahudi, yang tengah berlangsung.
Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales (NSW) Chris Minns mengatakan, usia para korban tewas berkisar antara 10 hingga 87 tahun. Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi bahwa salah satu korban meninggal merupakan warga negara Israel.
Selain itu, sedikitnya 38 orang lainnya, termasuk dua anggota polisi, mengalami luka-luka. Polisi meyakini pelaku penembakan adalah duo ayah dan anak.
Pelaku berusia 50 tahun tewas ditembak polisi di lokasi kejadian. Sementara putranya yang berusia 24 tahun, Naveed Akram, ditahan dalam kondisi kritis dan dilarikan ke rumah sakit, demikian dikonfirmasi Komisaris Kepolisian NSW.
Layanan darurat menerima panggilan sekitar pukul 18.45 waktu setempat setelah laporan tembakan terdengar di Bondi Beach. Saat serangan terjadi, ratusan orang tengah berkumpul untuk merayakan dimulainya Festival Cahaya Yahudi.
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan dua pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah kerumunan dari sebuah jembatan penyeberangan yang menghubungkan Campbell Parade dan Bondi Pavilion. Kepanikan pun terjadi, memaksa banyak orang berlarian mencari perlindungan.
Dalam video lain, seorang warga terlihat mendekati salah satu pelaku dari belakang, bergulat, melucuti senjatanya, lalu mengarahkan senapan ke arah pelaku yang mundur dan melarikan diri. Namun, warga tersebut kemudian juga menjadi sasaran tembakan dari pelaku lain yang berada di jembatan.
Polisi akhirnya berhasil melumpuhkan kedua pelaku, sementara petugas lain melakukan pertolongan pertama, termasuk CPR, serta mengevakuasi korban luka ke ambulans.
Salah satu terduga pelaku kemudian diidentifikasi sebagai Naveed Akram, pria berusia 24 tahun yang tinggal di wilayah barat Sydney yang multikultural.
Komisaris Kepolisian NSW, Mal Lanyon, dengan cepat menetapkan insiden tersebut sebagai serangan teroris.
“Kami tahu banyak orang hadir untuk merayakan momen bahagia—perayaan Hanukkah. Ada lebih dari 1.000 orang di lokasi saat kejadian,” ujar Lanyon.
“Berdasarkan situasi yang terjadi malam ini, pada pukul 21.36 saya menetapkan ini sebagai insiden terorisme.”
Lanyon menyebut masih terlalu dini untuk menyimpulkan jenis senjata api yang digunakan serta asal-usulnya. Namun, polisi mendeteksi adanya alat peledak rakitan di sekitar lokasi kejadian.
“Tak lama setelah penembakan, polisi menemukan sebuah kendaraan di Campbell Parade, Bondi, yang kami yakini berisi beberapa alat peledak rakitan,” kata Lanyon.
“Unit penjinak bom kami saat ini berada di lokasi dan sedang bekerja.”
Saat ditanya perkembangan terbaru terkait temuan tersebut, Lanyon mengatakan penyelidikan masih berlangsung.
“Untuk saat ini, masih terlalu dini untuk memastikan,” ujarnya.
Ia juga mengimbau masyarakat tetap tenang. “Ketika saya meminta ketenangan, itu sangat penting. Ini bukan waktu untuk pembalasan,” katanya.
“Ini saatnya memberi ruang bagi polisi untuk menjalankan tugasnya, memastikan seluruh komunitas tetap aman.”
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyatakan solidaritasnya dengan komunitas Yahudi dan menegaskan tidak ada tempat bagi terorisme di Australia.
“Serangan ini adalah tindakan kejahatan, anti-Semitisme, dan terorisme yang menghantam jantung bangsa kita,” ujar Albanese.
“Serangan terhadap warga Australia Yahudi adalah serangan terhadap setiap warga Australia. Tidak ada tempat bagi kebencian, kekerasan, dan terorisme di negara kita. Saya tegaskan: kami akan memberantasnya.”
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban serta mengapresiasi kerja layanan darurat.
“Belasungkawa terdalam saya sampaikan kepada mereka yang kehilangan orang-orang tercinta malam ini. Kami berharap semua korban luka dapat pulih sepenuhnya, dan kami berdiri bersama komunitas Yahudi Australia,” katanya.
“Terima kasih kepada layanan darurat dan warga Australia yang menunjukkan keberanian di tengah teror.”
Mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott memuji tindakan warga yang berani melucuti senjata pelaku.
“Peristiwa di Bondi Beach adalah sebuah kekejaman luar biasa. Sebuah horor bagi para korban dan eskalasi besar kebencian terhadap komunitas Yahudi Australia,” kata Abbott.
“Tidak boleh ada tempat di Australia bagi kejahatan seperti yang kita saksikan malam ini. Syukur seorang warga bertindak heroik dan menunjukkan sisi terbaik negara kita. Saya berdoa bagi semua yang terdampak.”
Sementara itu, Alex Ryvchin, salah satu CEO Dewan Eksekutif Yahudi Australia, menyebut penembakan ini sebagai mimpi buruk yang menjadi kenyataan.
“Ini acara keluarga, acara indah yang berlangsung setiap tahun,” ujarnya kepada Sky News.
“Jika ini benar seperti yang kami duga, ini adalah ketakutan terburuk kami yang terwujud. Jika kami memang menjadi target, skalanya tak pernah kami bayangkan.”
Perdana Menteri NSW Chris Minns berjanji akan menggelar penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.
“Wajar jika pemerintah dan kepolisian melakukan penyelidikan. Tentu akan ada penyelidikan penuh,” katanya.
“Namun, beberapa jam setelah peristiwa mengerikan ini, yang terpenting adalah polisi fokus
pada keselamatan masyarakat, mengamankan area sekitar, memastikan korban dibawa ke rumah sakit, dan memastikan tidak ada ancaman lanjutan.”
“Akan ada banyak waktu untuk penyelidikan yang mendalam.”





