Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews – Karawang,Jawa Barat
Tingkatkan Keselamatan, Kemhan dan TNI Kolaborasi Latih Awak Media Hadapi Kedaruratan Lapangan
Tentara Nasional Indonesia (TNI), bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan), menyelenggarakan kegiatan pembekalan prosedural darurat bagi para jurnalis yang bertugas di wilayah berisiko tinggi atau daerah rawan. Pelatihan intensif selama satu minggu ini resmi dibuka oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, di Markas Latihan Tempur (Menlatpur) Kostrad Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, pada Senin 15 Desember 2025.
Sebanyak 42 insan pers mengikuti pembekalan tersebut, yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan keselamatan jurnalis saat melakukan peliputan di lokasi yang berpotensi menghadapi bencana alam, konflik sosial, atau gangguan keamanan.
Dalam pidato pembukaan yang membacakan amanat Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, Kapuspen TNI menyoroti peran sentral media dalam pembangunan bangsa.
"Media memiliki peran strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai penyampai informasi, pengawal transparansi, penyeimbang opini publik, serta pendorong akuntabilitas negara," demikian kutipan dari amanat Menteri Pertahanan.
Kemhan menilai, informasi yang akurat dan kredibel adalah komponen esensial dalam konteks pertahanan, berfungsi untuk membangun pemahaman masyarakat dan memperkuat dukungan publik terhadap kebijakan pertahanan nasional.
Keamanan dan Profesionalisme
Menteri Pertahanan, melalui amanatnya, juga secara tegas menekankan bahwa aktivitas peliputan di daerah rawan memiliki tingkat risiko yang signifikan.
Oleh karena itu, pembekalan ini dipandang sebagai langkah preventif dan strategis untuk membekali awak media dengan pemahaman mendalam mengenai prosedur kedaruratan. Tujuannya adalah memastikan jurnalis dapat bekerja secara aman, profesional, cepat, dan tepat saat berada di lapangan.
"Melalui kegiatan pembekalan ini, para peserta diberikan pemahaman mengenai situasi dan tantangan di daerah rawan, termasuk isu-isu pertahanan dan kebijakan nasional, peran dan fungsi TNI, serta pola koordinasi yang perlu dipahami awak media," ujar Kapuspen TNI, merujuk pada materi yang disampaikan.
Materi yang diberikan tidak hanya mencakup aspek konseptual, tetapi juga membekali peserta dengan pengetahuan praktis mendasar. Beberapa fokus utama meliputi dasar-dasar keselamatan, karakteristik spesifik daerah rawan, teknik antisipasi bencana, serta kemampuan respons awal dalam kondisi darurat.
Para peserta juga dilatih dalam pertolongan pertama, prinsip dasar survival, navigasi sederhana, serta studi kasus dari daerah-daerah konflik.
Kapuspen TNI menegaskan, tujuan utama pembekalan ini bukanlah untuk menjadikan awak media sebagai bagian dari aparat pertahanan. Melainkan, untuk meningkatkan kewaspadaan, kemampuan adaptasi, dan profesionalisme jurnalis sesuai standar keselamatan internasional.
Di akhir sambutan, Menteri Pertahanan menyampaikan apresiasi atas sinergi yang terjalin antara Kemhan dan Puspen TNI, berharap bahwa kegiatan ini akan semakin memperkuat kolaborasi strategis dengan insan pers, sebagai pilar penting dalam rangka memperkuat ketahanan nasional.
Editor: Redaksi TVRINews



