EtIndonesia. Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat dilanda bencana alam terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Menurut data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam dua minggu terakhir hujan deras telah memicu banjir besar dan tanah longsor, yang menyebabkan 1.003 orang meninggal dunia, lebih dari 5.400 orang terluka, serta 218 orang masih dinyatakan hilang. Hingga kini, pihak berwenang masih berupaya menyalurkan bantuan kepada para korban.
Warga berbondong-bondong menuju tepi sungai untuk mencuci pakaian yang dipenuhi lumpur. Karena cakupan bencana yang sangat luas, sekitar 1,2 juta penduduk terpaksa mengungsi dan tinggal di tempat penampungan sementara.
Seiring berlanjutnya operasi pencarian dan penyelamatan, jumlah korban tewas diperkirakan masih akan bertambah. Sementara itu, ketidakpuasan para korban juga kian meningkat, dengan banyak keluhan mengenai lambatnya penyaluran bantuan.
Menurut laporan AFP, Presiden Prabowo Subianto pada Sabtu (13 Desember), setelah meninjau Kabupaten Langkat di Sumatera Utara, mengatakan: “Di beberapa lokasi, karena faktor alam atau keterbatasan fisik personel, penyaluran bantuan sedikit terlambat. Namun saya telah mengunjungi seluruh lokasi pengungsian, kondisinya baik, layanan yang diberikan memadai, dan pasokan pangan tidak menjadi masalah.”
Biaya rekonstruksi pascabencana diperkirakan mencapai 51,82 triliun rupiah (sekitar 3,1058 miliar dolar AS). Namun hingga kini, pemerintah Indonesia belum memberi sinyal akan meminta bantuan internasional. (Hui)
Pemandangan udara menunjukkan para pengguna jalan melintas di sawah yang terendam lumpur pascabanjir bandang di Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Indonesia, pada 8 Desember 2025. Wilayah yang terdampak banjir—yang menewaskan ratusan orang di Indonesia—mengalami kekurangan pangan dan layanan medis, kata pihak berwenang. Pada hari yang sama, gajah-gajah dikerahkan untuk membantu membersihkan puing-puing.(Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP via Getty Images) Seorang ibu memandikan anaknya menggunakan air berlumpur di dekat pepohonan yang tercabut, di tengah krisis air bersih pascabanjir bandang di Aceh Tamiang, Aceh, pada 10 Desember 2025. (Foto: Aditya Aji/AFP via Getty Images) Sebuah sawah di samping masjid terlihat terendam lumpur setelah banjir bandang di Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh,, pada 8 Desember 2025. Wilayah-wilayah yang terdampak banjir—yang menewaskan ratusan orang di Indonesia—mengalami kekurangan bahan pangan dan layanan medis, kata pihak berwenang. Pada 8 Desember, gajah-gajah turut dikerahkan untuk membantu membersihkan puing-puing. (Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP via Getty Images) Seorang pria mengambil foto saat berdiri di atas tumpukan pohon yang tercabut akibat banjir bandang di Pesantren Darul Mukhlisin, Aceh Tamiang, Aceh, pada 13 Desember 2025.
Banjir dan tanah longsor dahsyat telah menewaskan 1.006 orang, kata petugas penyelamat pada 13 Desember, saat negara Asia Tenggara ini menghadapi skala besar operasi bantuan. (Foto: Yasuyoshi Chiba/AFP via Getty Images)



